Serangan Udara AS Tewaskan Warga Sipil Somalia

Somalia melakukan protes kepada AS atas serangan yang diduga menewaskan 22 warga sipil dan tentaranya.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 30 Sep 2016, 13:17 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2016, 13:17 WIB
Jet Tempur F-16 Fighting Falcon
Jet Tempur F-16 Fighting Falcon

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Somalia melancarkan protes kepada Amerika Serikat. Mereka menyatakan, serangan udara militer Negeri Paman Sam salah sasaran.

Bukannya menewaskan milisi teroris Al-Shabab, serangan tersebut malah membunuh warga sipil dan Tentara Somalia. Korban serangan tersebut mencapai 22 orang.

Namun, Militer AS dalam pernyataan resmi menyatakan, operasi udara mereka berhasil membunuh puluhan anggota Al-Shabab.

Pernyataan AS ini membuat Pemerintah Somalia meradang. Pemprov Galmudug meminta pemerintah pusat Amerika segera mengeluarkan penjelasan sejelas-jelasnya.

"Kami menunggu penjelasan dari AS," sebut pernyataan resmi Galmudug, seperti dikutip dari Time, Jumat (30/9/2016).

Pernyataan dari Pemprov Galmudug dikonfirmasi oleh Militer Somalia. Mereka mengakui ada anggotanya yang tewas karena serangan udara AS.

Namun demikian, jumlah berapa anggotanya yang tewas tidak dibeberkan Militer Somalia.

Sebelumnya, Washington DC menyatakan, serangan udara di dekat wilayah Putland merupakan bentuk pertahanan diri. Mereka pun meyakini ada sembilan milisi Al-Shabab yang tewas.

Meski Washington masih bungkam, Pusat Komando AS di Afrika telah buka mulut. Tudingan bahwa serangan menewaskan warga sipil mereka sebut tidak tepat.

"Laporan itu sudah kami dengar bahwa ada korban sipil dari aksi pertahanan diri dari kami. Tapi setelah melakukan penilaian dan lewat bukti-bukti yang kredibel laporan tersebut tidak benar," ucap pernyataan Pusat Komando tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya