Liputan6.com, Mosul - Pertempuran untuk mengambil alih Mosul dari ISISÂ telah dimulai. Kota di Irak itu merupakan benteng besar terakhir yang dikuasi kelompok militan tersebut.
Mosul berada di bawah kendali ISIS sejak Juni 2014, di mana serangan pasukan Irak untuk merebut kembali kota tersebut telah direncanakan selama berbulan-bulan.
"Waktu kemenangan telah tiba dan operasi untuk membebaskan Mosul sudah dimulai," ujar Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pemerintah.
Advertisement
"Hari ini saya umumkan awal operasi kemenangan untuk membebaskan Anda dari kekerasan dan terorisme Daesh (sebutan lain untuk ISIS)," ujar al-Abadi.
Dikutip dari Independent, Senin (17/10/2016), Pasukan Amerika Serikat dan Prancis mulai melakukan pengeboman terhadap ISIS di Mosul menjelang serangan.
Militan ISIS disebut telah bekerja keras dan mempersiapkan diri untuk pertempuran sulit tersebut guna mempertahankan kekuasaannya.
Menjelang pertempuran, tentara Irak menjatuhkan puluhan ribu selebaran di Mosul untuk mendesak penduduk agar bersembunyi sebelum serangan dimulai.
Selebaran itu berisi sejumlah pesan kepada mereka untuk meyakinkan mereka bahwa pasukan tak akan menargetkan warga sipil. Tentara Irak juga berpesan kepada mereka untuk menghindari lokasi yang dikenal sebagai wilayah militan ISIS.
"Tetap tenang dan beritahu anak-anak Anda bahwa itu adalah permainan atau guntur sebelum hujan. Perempuan tidak harus berteriak untuk menjaga batin anak-anak," tulis selebaran tersebut.
"Jika Anda melihat sebuah unit tentara, tinggal dengan jarak setidaknya 25 meter dan hindari gerakan tiba-tiba," imbuh selebaran itu.
ISIS telah kehilangan sepertiga wilayahnya di Irak dan Suriah pada tahun lalu, saat pasukan anti-pemberontak dan serangan udara memukul mundur kelompok militan itu.
Perkemahan telah disiapkan di luar wilayah ISIS untuk mengatasi pergerakan warga.