Liputan6.com, Baghdad - Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi menegaskan berhasil merebut kembali Kota Falluja dari tangan kelompok teroris ISIS. Sementara anggota kelompok itu yang masih tersisa dilaporkan berusaha melarikan diri.
"Kami menjanjikan kepada Anda untuk membebaskan Fallujah dan kini kami berhasil merebut kembali kota itu. Pasukan keamanan Irak berhasil mengambil alih kota, kecuali ada satu 'kantong kecil' yang perlu dibersihkan dalam beberapa jam mendatang," ujar PM Irak, Abadi seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu (18/6/2016).
"Fallujah telah kembali kepada Irak dan pertarungan selanjutnya adalah untuk merebut Mosul. ISIS akan segera kalah," cuit Abadi di akun Twitternya.
Sebelumnya, pada Jumat 17 Juni pagi, pasukan Irak dilaporkan berhasil memasuki pusat Kota Fallujah. Peristiwa ini terjadi setelah operasi pembebasan yang didukung pasukan AS berjalan selama kurang lebih satu bulan.
"Pasukan layanan kontraterorisme dan pasukan pemukul reaksi cepat telah mengambil alih kembali pusat Kota Fallujah," ujar komandan penanggung jawab seluruh operasi, Letnan Jenderal Abdulwahab al-Saadi seperti dikutip AFP dan dilansir Al Jazeera.
Menyusul kabar baik itu, bendera Irak kini dikibarkan di gedung tinggi -- simbol bahwa kota itu telah kembali berada di bawah kendali pemerintah.
Sebelumnya, kabar mengenai kembalinya Kota Falluja tersebut lebih dulu disampaikan Kepala Polisi Federal Irak, Raed Shaker Jawdat.
"Pembebasan pusat kota yang merupakan landmark utama di Falluja melambangkan pemulihan kekuasaan negara di Falluja," katanya.
Kedua komandan tertinggi itu mengatakan bahwa pasukan Irak yang didukung AS sempat mendapat perlawanan dari kelompok teroris ISIS selama berusaha masuk ke pusat kota.
"Ini adalah perkembangan yang sangat signifikan," ujar wartawan Al Jazeera, Omar Al Saleh yang melaporkan pertempuran tersebut secara luas.
"Ini adalah dorongan moral yang besar bagi pasukan Irak," imbuhnya.
Namun menurut Matthew Henman dari the Jane's Terrorism and Insurgency Centre, bahkan dengan terobosan seperti ini masih akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sepenuhnya menyingkirkan ISIS dari Fallujah, terlebih mencegah munculnya serangan di masa mendatang.
Dia juga mengatakan jika Fallujah bisa direbut dengan cepat, maka akan dibutuhkan jauh lebih banyak pasukan untuk menghadapi ISIS di Mosul.
Pertempuran merebut kembali sejumlah wilayah yang dikuasai ISIS dilakukan oleh pasukan pemerintah Irak, dan unit Syiah -- pasukan mobilisasi populer yang memimpin kampanye untuk mengambil kembali kota Sunni dari ISIS. Pasukan ini didukung oleh serangan udara dari koalisi pimpinan AS.
Sementara itu, data terkait korban tewas dalam pertempuran di Fallujah sejauh ini berasal dari pihak medis. "Menurut mereka jumlahnya mencapai ratusan," ujar Saleh.
Ribuan orang melarikan diri dari tempat tinggal mereka di Falluja sejak serangan militer itu diluncurkan pada 23 Mei lalu. Namun PBB menegaskan, masih terdapat puluhan ribu warga sipil yang terjebak di dalam kota itu.
Badan Pengungsi PBB sebelumnya juga sempat melaporkan, ISIS menggunakan ratusan orang sebagai perisai hidup demi melindungi diri mereka. Pekan lalu PBB menyebut jumlah mereka yang masih terjebak di Falluja mencapai 50 ribu orang, namun tak lama angka itu diralat menjadi 90 ribu orang.