Komitmen Indonesia Menjaga Stabilitas Samudra Hindia Melalui IORA

Indonesia menjabat sebagai ketua IORA periode 2015-2017, satu-satunya organisasi regional yang bersifat lintas kawasan di Samudra Hindia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Okt 2016, 12:32 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2016, 12:32 WIB
Pertemuan Komite Ad Hoc IORA yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 22-23 Oktober 2016
Pertemuan Komite Ad Hoc IORA yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 22-23 Oktober 2016 (Kementerian Luar Negeri RI)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menjadi tuan rumah rangkaian pertemuan Indian Ocean Rim Association (IORA) yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, 22-27 Oktober.

Ajang ini akan ditutup dengan pertemuan tingkat menteri pada 27 Oktober dan diharapkan dapat menghasilkan Bali Communiqué yang akan memuat visi dan langkah konkret penguatan kerjasama ekonomi dan maritim antar negara anggota IORA.

Pertemuan IORA kali ini akan dihadiri oleh lebih dari 250 delegasi dari 21 negara termasuk di antaranya 11 menteri yang telah mengonfirmasi kehadiran mereka. Selain negara anggota, turut hadir pula tujuh mitra dialog yaitu, Amerika Serikat (AS), China, Inggris, Jepang, Jerman, Prancis, dan Mesir. Demikian pernyataan tertulis yang disampaikan Kementerian Luar Negeri RI kepada Liputan6.com, Minggu, (23/10/2016).

Pembahasan lebih lanjut tentang IORA Concord, yaitu dokumen strategis untuk menguatkan regionalisme dan kerjasama konkret di kawasan Samudra Hindia menjadi salah satu agenda pertemuan di Nusa Dua sebelum akhirnya Concord akan disetujui oleh para kepala negara anggota dalam KTT IORA pertama pada Maret 2017 mendatang. Ini bertepatan dengan ulang tahun IORA ke-20.

IORA Concord yang merupakan inisiatif Indonesia, dirancang sebagai dokumen yang dapat mendorong pemanfaatan peluang secara maksimal dan menjawab tantangan di kawasan. Dokumen ini juga ditujukan untuk mengatasi isu-isu non-tradisional di kawasan seperti kegiatan ilegal fishing, perdagangan manusia, peredaran narkoba dan obat-obatan terlarang, imigran gelap, dan pembajakan.

Dengan mengusung tema "Strengthening Maritime Cooperation for a Peaceful, Stable and Prosperous Indian Ocean", Indonesia saat ini menjabat sebagai ketua IORA periode 2015-2017. Tema tersebut dipilih karena Indonesia menyadari pentingnya sumber daya laut, keamanan dan stabilitas, serta kerjasama maritim di kawasan Samudra Hindia bagi kesejahteraan negara anggota.

Dan sebagai negara yang berada di persilangan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, Indonesia memanfaatkan kepemimpinannya secara maksimal untuk mendorong peningkatan kerjasama maritim dan penguatan diplomasi ekonomi di kawasan Samudra Hindia. Ini sejalan dengan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Selain itu, kepemimpinan Indonesia juga akan dimanfaatkan demi memajukan pengembangan di kawasan Samudra Hindia sebagai pusat pertumbuhan baru atau new growth center melalui IORA.

Di sela-sela pertemuan IORA, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi juga akan melakukan sejumlah pertemuan bilateral.

Mengapa IORA penting?

Selama ini gaung IORA memang masih kalah dibanding kerjasama kawasan lainnya seperti ASEAN atau APEC. Namun IORA merupakan satu-satunya organisasi regional yang bersifat lintas kawasan di Samudra Hindia.

Posisi silang Indonesia di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia membuat Tanah Air memiliki identitas ganda. Selama ini identitas Nusantara lebih condong ke utara atau Samudra Pasifik dibanding ke selatan atau Samudra Hindia.

Sementara ke depannya, pertarungan geopolitik yang menentukan akan terjadi di kawasan Samudra Hindia.

Ketergantungan pertumbuhan ekonomi negara-negara di Samudra Pasifik pada sumber daya mineral dan energi yang berada di kawasan Samudera Hindia atau yang diantarkan melalui sejumlah titik di kawasan ini menjelaskan mengapa stabilitasnya begitu penting.

Sebut saja media The Economist pernah mengulas gagasan India untuk memperkuat pangkalan Angkatan Lautnya di Kepulauan Andaman dan Nicobar demi mengamankan kebutuhan 70 persen bahan baku dan energinya yang diantarkan melalui Samudra Hindia dari gangguan 'lawan potensial'nya, Tiongkok.

Karenanya, kehadiran IORA penting. Agar stabilitas di Samudra Hindia tidak hanya bergantung pada kekuatan negara-negara besar, namun juga melalui pendekatan kerjasama regional.

IORA didirikan pada 6 Maret 1997. Kini organisasi internasional yang terdiri atas negara-negara pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia ini memiliki 21 anggota, yaitu Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Uni Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand, Uni Comoros, dan Yaman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya