Liputan6.com, Arica - Lebih dari seratus mumi Chinchorro asal Chile yang telah terawetkan setidaknya 7.000 tahun, berubah menjadi lendir berwarna hitam. Ini disebabkan karena meningkatnya tingkat kelembaban yang menyebabkan pertumbuhan bakteri pada kulit mumi.
Peneliti Chile saat ini sedang mencari dana untuk mengawetkan mumi yang mulai 'meleleh' itu.
Baca Juga
Chinchorro merupakan orang-orang yang mendiami pesisir Gurun Atacama di Chile utara dan selatan Peru pada tahun 7000 hingga 1500 SM. Mereka yang berasal dari budaya tersebut mengandalkan memancing, berburu, dan mengumpulkan makanan untuk bertahan hidup.
Advertisement
Mumi Chinchorro pertama kali diidentifikasi pada 1917 oleh arkeolog Jerman, Max Uhle. Ekskavasi lebih lanjut menunjukkan bahwa mumi tersebut tersebar di sepanjang pantai dan terkonsentrasi antara Arica dan Camerones di Chile.
Seperti dikutip dari Ancient Origins, Minggu (30/10/2016), pada 1983 ditemukan penemuan besar mumi Chinchorro yang terawetkan dengan baik. Mumi itu ditemukan oleh perusahaan air Arica yang sedang melakukan pekerjaan peletakkan pipa baru di bawah kaki tambang El Morro.
MumiChinchorro merupakan salah satu keajaiban arkeologi Andean dan mencerminkan keyakinan spiritual dari orang-orang Chinchorro kuno, meski alasan pasti mengapa mereka melakukan proses itu belum diketahui pasti.
Berbeda dengan Mesir kuno yang memumikan jasad untuk kalangan kerajaan dan elite, masyarakat Chinchorro melakukan proses tersebut kepada setiap orang, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status. Menariknya, anak-anak dan bayi melewati proses yang paling rumit.
Ketika menjalani proses pengubahan menjadi mumi, sebagian besar jasad akan dihilangkan organ dalamnya dan diganti dengan serta tumbuhan atau bulu hewan. Dalam beberapa kasus, orang yang mengawetkan jenazah akan menghilangkan kulit serta daging dari jasad dan menggantinya dengan tanah liat.
Berdasarkan penanggalan radiokarbon, mumi Chinchorro tertua adalah mumi seorang anak yang ditemukan di sebuah situs di Camarones Valley dan berusia 5050 SM.
Meski dapat bertahan hingga setidaknya 7.000 tahun, keadaan mumi itu mulai memburuk sejak 10 tahun lalu saat kelembaban meningkat sehingga menyebabkan bakteri bertumbuh cepat. Hal itu disampaikan oleh seorang profesor emeritus biologi terapan dari Haravrd University, Ralph Mitchell.
Kondisi sekitar 120 mumi di museum arkeologi di University of Tarapaca, Arica, dikabarkan memburuk dengan cepat.
Antropolog dan kepala departemen di University of Tarapaca, Sergio Medina Parra, memimpin upaya untuk membuat mumi Chinchorro diakui oleh UNESCO.
"Lamaran tersebut bukan tujuan itu sendiri, tapi awal sebuah proses, alat konservasi ditingkatkan, dengan pemerintah Chile dan masyarakat internasional," ujar Parra seperti dilaporkan Reuters.
Hanya sekitar 300 mumi Chinchorro yang telah ditemukan setelah dilakukan pencarian bertahun-tahun. Sejumlah pihak menilai bahwa sangat penting untuk melindungi mumi tersebut sebagai upaya dalam melestarikan jejak-jejak akhir dari budaya kuno yang mempesona.