Liputan6.com, Jakarta - Serah terima nelayan WNIÂ yang disandera oleh perompak Somalia berlangsung penuh haru di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta, Senin (31/10/2016).
Keluarga korban yang diundang datang ke Kemlu tak mampu menahan tetes air mata melihat anggota keluarga mereka yang telah "menghilang" selama empat tahun kini hadir di depan mata.
Baca Juga
Indonesia-Polandia Perkuat Hubungan Persahabatan Lewat Acara Jalan Bersama di Car Free Day Jakarta
Peringati Hari Toilet Sedunia, Perusahaan ini Ajak Ratusan SD di Indonesia ‘Melek’ Pentingnya Toilet BersihÂ
Pariwisata Indonesia Ukir Prestasi, Menangkan Kategori Best of Romance dalam Condé Nast Johansens Awards for Excellence
Para mantan sandera bajak laut itu memasuki ruangan dengan mengenakan kemeja putih dan celana hitam.
Advertisement
Saat keempat WNIÂ itu tiba di depan aula, keluarga langsung memeluk mereka. Suara tangis pun memecah keheningan ruangan.
"Pembebasan ini memang membutuhkan proses. Ada beberapa halangan yang dihadapi tim dalam pembebasan sandera. Detik-detik terakhir pun masih ada kelompok yang berusaha untuk menghalangi. Itu salah satu penyebabnya," kata Menteri Luar Negeri, Retno, saat memberikan sambutan dalam penyerahan sandera kepada keluarga.
Menurut Menlu Retno, keempat sandera itu tiba di Naerobi pada 23 Oktober 2016. Mereka pun langsung dibawa ke Wisma Indonesia yang berada di Naerobi.
"Kenapa kami tidak membawa para sandera bajak laut ini ke hotel, karena kami ingin mereka yang selama hampir 2 tahun berada di lautan dapat merasakan 'rumah' secepatnya," ucap Menlu Retno.
Menlu juga menyebutkan bahwa sebenarnya ada lima orang sandera WNI. Namun pria bernama Nasirin yang berasal dari Cirebon meninggal dunia akibat sakit.