Liputan6.com, Cebu City - Juru bicara kepresidenan Filipina, Ernesto Abella, mengatakan pihak kepolisian telah meningkatkan keamanan di Pulau Cebu. Ini dilakukan menyusul peringatan yang dikeluarkan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) terhadap warga negaranya bahwa kelompok teroris berencana melakukan penculikan di sana.
Seperti dilansir Reuters, Jumat, (4/11/2016) mengantisipasi peristiwa penculikan tersebut, Kedubes AS pun mengeluarkan travel advisory bagi warga negaranya yang hendak berkunjung ke Cebu, sebuah kota wisata yang selama ini populer di kalangan turis asing.
Dalam peringatannya, Kedubes AS mengimbau warga negaranya untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari perjalanan ke sejumlah daerah tertentu.
Advertisement
"Kedubes AS memperingatkan warga AS bahwa kelompok teroris berencana untuk melakukan penculikan di kawasan yang kerap dikunjungi warga asing di sisi selatan Pulau Cebu," demikian isi peringatan itu.
Kedutaan besar bahkan menyebut tiga lokasi, yaitu Delaguete dan Santander yang terletak di Pulau Cebu serta Pulau Sumilon yang tak jauh dari Cebu. Ketiga kawasan itu dekat dengan destinasi wisata Bohol dan Dumaguete.
Sementara itu, Abella mengatakan hingga kini otoritas berwenang masih berusaha mengonfirmasi ancaman tersebut. Namun ia menegaskan, kepolisian nasional Filipina telah mengambil langkah serius dan meningkatkan keamanan termasuk di tempat-tempat umum.
"Para pejabat kepolisian di berbagai tingkatan telah mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi target yang mungkin disasar," ujar Abella.
Presiden Rodrigo Duterte sejauh ini telah mengerahkan pasukan ke sejumlah pulau di bagian selatan negara itu untuk menumpas kelompok militan Abu Sayyaf yang selama ini mendalangi sejumlah peristiwa pembajakan dan penculikan. Kelompok ini disebut memiliki hubungan dengan Al Qaeda.
Dalam operasinya pada beberapa tahun terakhir, kelompok Abu Sayyaf berhasil mendapat puluhan juta dolar dari uang tebusan. Dana tersebut kabarnya dimanfaatkan untuk membeli senjata dan peralatan modern.
Kelompok Abu Sayyaf pernah menyandera warga negara Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Belanda. Saat ini dua WNI masih ditahan kelompok tersebut sementara pemerintah terus mengupayakan pembebasan.
Pada 2016 ini, kelompok militan itu mengeksekusi dua WN Kanada. Mereka diculik ketika tengah berlibur di sebuah resor di Mindanao.
Peringatan perjalanan ke Filipina cukup sering dikeluarkan, umumnya karena alasan penculikan, kejahatan di daerah-daerah tertentu, ekstremisme, dan pengeboman. Namun peringat serupa jarang dikeluarkan terhadap Cebu.