Liputan6.com, New York - Setelah cukup lama menghilang pasca-kekalahannya dalam pilpres Amerika Serikat (AS), Hillary Clinton kembali tampil di muka publik. Dalam kesempatan tersebut, ia pun membuat pengakuan.
"Yang ingin aku lakukan adalah hanyalah bersantai," ujar Hillary ketika berpidato dalam acara tahunan Children's Defense Fund, organisasi advokasi anak, tempat di mana ia memulai kariernya di bidang hukum seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (17/11/2016).
Hillary yang tampil dalam kondisi lebih pucat dari biasanya itu pun mengatakan bahwa ia merasa seperti tak ingin keluar dari rumah.
Advertisement
"Aku akan mengakui bahwa datang ke sini malam ini bukanlah sesuatu yang mudah bagiku. Beberapa kali dalam sepekan ini aku merasa hanya ingin bersantai dengan ditemani buku yang bagus, anjingku, dan tak pernah keluar rumah lagi," kata istri Bill Clinton itu.
"Aku tahu banyak di antara kalian kecewa dengan hasil pemilu. Aku pun sama, lebih dari yang bisa kutunjukkan. Aku tahu ini tidak mudah, aku tahu bahwa sepekan terakhir banyak orang bertanya-tanya kepada diri mereka sendiri apakah ini Amerika yang kita maksud..." imbuhnya.
Baca Juga
Children's Defense Fund menjadi kantor pertama Hillary setelah ia menyelesaikan sekolah hukumnya pada 1970-an. Di sana ia menjadi kuasa hukum staf dan ketua dewan kelompok.
Semasa berkampanye, perempuan yang memiliki nama lengkap Hillary Diane Rodham Clinton itu pernah mengatakan bahwa pilihannya untuk bekerja di organisasi tersebut sebagai "bintang utaranya" yang telah memicu minatnya untuk berjuang melawan ketidakadilan yang dialami anak-anak dan keluarga.
Ia pun mendesak para hadirin yang datang untuk terus memberikan dukungan kepada anak-anak yang kurang beruntung. Ini terkesan seperti menyinggung kebijakan Trump yang ingin mendeportasi jutaan imigran ilegal.
"Ada juga anak-anak yang ketakutan hari ini, seperti seorang gadis kecil yang aku temui di Nevada, dia mulai menangis ketika menceritakan kepadaku bahwa dia takut akan dipisahkan dengan orang tuanya dan dideportasi. Tak ada anak yang seharusnya hidup dengan ketakutan seperti itu," tegas ibu dari Chelsea Victory itu.
Hillary muda memiliki pengalaman tak menyenangkan soal kekerasan. Bersama adik perempuannya ia diantar oleh sang ibu, Dorothy Emma Howell, ke rumah kakek dan nenek mereka di California. Dan di sanalah ia mengalami kekerasan.
Ia pun akhirnya kembali ke kota kelahirannya di Chicago, Illinois untuk membangun hidupnya kembali. Dan kenangan akan sang ibu membuat dia mengungkapkan pengakuan lainnya. Ia bisa mengatakan sesuatu kepada sang ibu ketika mereka tengah berada di kereta pada saat itu.
"Aku memimpikan ada di dekatnya, duduk disampingnya dan memeluknya sambil mengatakan, "Lihat dan dengarkanlah aku. Anda akan bertahan. Anda memiliki keluarga Anda sendiri: tiga anak," suaranya tercekat seketika.
"Dan mungkin memang sulit untuk dibayangkan bahwa anak Anda akan tumbuh menjadi seorang senator, mewakili negara ini sebagai seorang menteri luar negeri, dan memenangkan lebih dari 62 juta suara untuk menjadi presiden AS...," imbuhnya.
Pasca-kemenangan Trump, rakyat AS terpecah belah. Mereka yang tidak mendukung Trump melancarkan aksi protes dengan turun ke jalan-jalan. Beberapa demonstrasi bahkan diwarnai kericuhan.
Tak sampai di situ saja, kebijakan kontroversial Trump pun menghantui berbagai pihak, menimbulkan keresahan. Dan terkait dengan hal tersebut, Hillary pun menyerukan persatuan.
"Kita memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, demi anak-anak kita, keluarga kita dan negara kita. Aku minta kalian untuk tetap terlibat dalam setiap tingkatan. Kita membutuhkan Anda. Amerika membutuhkan Anda, ambisi Anda, bakat Anda. Itu adalah cara bagaimana kita bisa melewati ini...," tegasnya.
Pidato Hillary dalam kesempatan tersebut mengindikasikan ia akan lebih fokus pada isu anak-anak dan keluarga.
"Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Selama setiap anak di Amerika hidup dalam kemiskinan, hidup dalam ketakutan, selama setiap anak, bukan hanya di sini tapi di dunia, menghadapi tantangan ini, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata dia.
Hillary sama sekali tak menyinggung mantan rivalnya, Donald Trump dalam pidatonya. Terakhir kali ia menyebut nama Trump di muka publik adalah ketika memberikan pidato kekalahannya pada 10 November lalu. Kala itu ia mengatakan bahwa AS harus memberikan Trump kesempatan untuk memimpin.
Dalam pilpres lalu, Hillary berhasil memenangkan mayoritas suara rakyat AS dengan perolehan mencapai 62 juta lebih. Namun keberuntungan memihak Trump karena ia berhasil mengunci kemenangan di sejumlah swing state yang selama ini luput dari perhitungan Hillary.