Liputan6.com, Ulaanbaatar - Pemimpin spiritual Tibet, Dalai lama mengatakan, ia akan mengunjungi Amerika Serikat (AS) untuk bertemu dengan presiden terpilih, Donald Trump setelah proses pelantikan. Dalai Lama pun menegaskan, ia tidak khawatir tentang retorika keras Trump semasa kampanye pilpres AS.
"Kadang-kadang aku merasa pada masa kampanye, kandidat memiliki lebih banyak kebebasan untuk berekspresi," ujar Dalai Lama seperti dikutip dari CNN, Kamis (24/11/2016).
Namun Dalai Lama menambahkan, setelah berkuasa semua presiden akan dipaksa bekerja dengan "realitas".
Advertisement
"Jadi, aku tidak merasa khawatir," imbuhnya dalam kunjungan ke Ibu kota Mongolia, Ulaanbaatar.
Dalam kesempatan yang sama, pemimpin spiritual itu mengatakan bahwa dirinya selalu melihat AS sebagai "pemimpin dari dunia yang bebas". Demikian seperti dilansir Fortune.com.
Jika kelak pertemuan antara Dalai Lama dengan Donald Trump benar-benar terjadi maka bukan tidak mungkin ini akan menyulut kemarahan Tiongkok.
Sebelumnya, China telah menyatakan keberatannya terkait pertemuan Dalai Lama dengan para pemimpin dunia. Langkah Dalai Lama ini ditengarai sebagai upaya untuk mencoba merusak hubungan antara negara-negara tersebut dengan Tiongkok.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan bahwa Dalai Lama telah lama terlibat dalam kegiatan separatis anti-China di luar negeri.
"Kami berharap masyarakat internasional dapat melihat dengan jelas sikap anti-China, esensi gerakan separatis Dalai Lama dan secara tepat serta hati-hati menyikapi isu terkait Tibet," ujar Geng Shuang.
Sepanjang delapan tahun era pemerintahannya, Barack Obama telah empat kali bertemu dengan Dalai Lama. Yang terakhir adalah pada Juni lalu di mana saat itu China telah memberikan peringatan bahwa hubungan kedua negara terancam jika pertemuan tersebut benar-benar terjadi.
Teranyar, China marah dengan keputusan Mongolia mengizinkan Dalai Lama mengunjungi negeri itu. Namun Kementerian Luar Negeri Mongolia menegaskan, pemerintah tidak terkait dengan kunjungan sang pemimpin spiritual yang kini hidup di pengasingannya di Dharamsala, India.
Kunjungan Dalai Lama disebut murni diatur oleh umat Buddha Mongolia. Pada 2006 lalu, China sempat menghentikan rute penerbangan Beijing-Ulaanbaatar menyusul kunjungan Dalai Lama.