Protes Pemakaman Ferdinand Marcos, Mahasiswa Lari Telanjang

Lari telanjang dilakukan di Universitas Filipina (UP) kampus Diliman pada Jumat ini.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 25 Nov 2016, 12:10 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2016, 12:10 WIB

Liputan6.com, Manila - Anggota Persaudaraan Alpha Phi Omega (APO) berencana lari telanjang di Universitas Filipina (UP) kampus Diliman pada Jumat, untuk memprotes pemakaman mendiang diktator Ferdinand Marcos di Libingan ng mga Bayani.

Setiap tahun, APO memiliki acara ikonik berupa kegiatan lari yang menampilkan pria berjalan telanjang di sekitar kampus UP Diliman, didedikasikan untuk sebuah alasan yang kuat.

Tahun ini protes dilakukan terhadap pemakaman diktator Filipina Ferdinand Marcos di Taman Makam Pahlawan.

"Dalam rentang sembilan hari, pemerintahan Duterte telah menyia-nyiakan heroisme epik ribuan orang yang menderita dan mati di bawah kepemimpinan Ferdinand Marcos dengan mengizinkannya dikebumikan di taman makam pahlawan," kata APO dalam sebuah pernyataan.

"Kami meminta pemerintah untuk benar-benar melayani rakyat, untuk melindungi kebebasan orang banyak yang telah berjuang dan tewas, dan menghormati pahlawan ini dengan tidak pernah melupakan, bab gelap sejarah kita sambil bergerak berani menuju masa depan yang lebih adil," imbuh kelompok itu dalam pernyataannya.

Biasanya acara lari itu digelar pada bulan Desember, tapi tahun ini dipercepat pada November terkait pergeseran kalender akademik UP.

Rencananya acara lari itu mulai pukul 12.00 siang di Aula Lobby Palma. Dilanjut dengan aksi protes terhadap pemakaman Marcos di Libingan ng mga Bayani pukul 13.00.

Para aktivis UP akan bergabung dengan protes anti-Marcos pada pukul 16.00.

Sebuah keputusan mengejutkan diambil oleh pemerintah Filipina, untuk memakamkan kembali mantan Presiden Ferdinand Marcos di taman makam pahlawan. Hal tersebut memicu protes di luar gerbang tempat peristirahatan tersebut.

"Marcos sedang dimakamkan di Makam Pahlawan Nasional di Metro Manila pada siang hari (Kamis 23.00 ET)," kata Kepala Polisi Filipina, Ronald Dela Rosa seperti dikutip dari CNN, Jumat 18 November 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya