Liputan6.com, Jakarta - Di awal abad ke-20, China pernah mencoba merahasiakan kejadian gempa 7,5 skala Richter yang menelan korban lebih dari 15 ribu jiwa. Upaya tersebut ternyata menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com pada Rabu (4/1/2016) pagi.
Kemudian, dua laporan tentang kerusuhan di penjara Brasil juga mengundang penasaran pembaca. Pertama adalah laporan tentang jatuhnya 50 korban, dilanjutkan dengan laporan tentang upaya pihak berwenang Brasil untuk mengejar para napi yang sempat kabur dari penjara di Manaus, Amazonas.
Baca Juga
Selengkapnya dalam Top 3 Global berikut ini:
Advertisement
1. 4-1-1970: China 'Rahasiakan' Gempa yang Renggut 15 Ribu Nyawa
Alam menunjukkan kekuatannya yang dahsyat pada 4 Januari 1970. Nestapa terjadi menyusul gempa dahsyat yang terjadi pada tengah malam yang beku pada musim dingin di Tonghai, Provinsi Yunan, China.
Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut, kekuatan lindu mencapai 7,5 skala Richter, versi lain menyebut hingga 7,8 SR. Episenter atau pusat gempa berada 75 mil tenggara Kunming, kota yang berpenduduk hampir 1 juta jiwa.
Akibatnya, luar biasa. Lebih dari 10 ribu jiwa tewas. Sejumlah laporan menyebut, jumlah mereka yang kehilangan nyawa mencapai 15.621 orang -- menjadikannya gempa paling mematikan yang pernah melanda China pada Abad ke-20.
2. Rusuh di Penjara Brasil, Lebih dari 50 Tahanan Tewas
Lebih dari 50 tahanan tewas di penjara negara bagian Amazonas, Brasil.
Hal itu disebabkan oleh kerusuhan yang telah berlangsung semenjak Minggu 1 Januari 2017. Aksi itu berhasil diredam pada Senin kemarin setelah para tahanan menyerahkan senjata dan membebaskan 12 petugas yang mereka sandera.
Dikutip dari BBC, Selasa 3 Januari 2017, kepala lapas mengatakan bahwa kerusuhan berawal dari perkelahian antar geng. Sejumlah tahanan dilaporkan kabur memanfaatkan situasi rusuh.
3. Napi Kabur dari Kerusuhan Penjara di Brasil 'Diburu' Polisi
Polisi di Brasil utara sedang melakukan pencarian puluhan tahanan yang melarikan diri dari kompleks penjara. Mereka kabur saat terjadi kerusuhan yang menewaskan setidaknya 56 orang.
Atas upaya tersebut, daerah di Manaus, Amazonas, diisolasi untuk sementara waktu. Para pejabat mengatakan, 40 dari 87 buronan berhasil ditangkap.
Sementara itu, para keluarga korban telah berkumpul di depan kamar mayat untuk mengidentifikasi jenazah. Beberapa di antaranya merupakan korban pemenggalan.
Dikutip dari BBC, Selasa 3 Januari 2017, kericuhan bermula pada Minggu, 1 Januari 2017 dan berakhir 17 jam kemudian.