TNI Tunda Kerjasama Militer, Nasib Kunjungan Jokowi ke Australia?

Lawatan Jokowi dikhawatirkan batal karena TNI membekukan hubungan kerjasama militer dengan Australia.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 05 Jan 2017, 16:44 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2017, 16:44 WIB
20151112-Kunjungan-Perdana-Menteri-Australia-Jakarta-Jokowi-Malcolm-Turnbull-Iriana-Jokowi-Lucy-Turnbull-FF
Presiden Joko Widodo bersama PM Australia berbincang saat melakukan pertemuan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (12/11). Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih ke pemerintah Australia terkait bantuan mengatasi kebakaran hutan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemutusan sementara kerja sama militer antara TNI dan Australia, dikhawatirkan akan berefek terhadap hubungan bilateral secara keseluruhan kedua negara. Termasuk terkait rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke Negeri Kanguru.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, hal itu sama sekali tidak berpengaruh. Presiden Jokowi tetap dijadwalkan melawat ke Australia.

"Terkait rencana kunjungan Bapak Presiden (ke Australia) kita sedang upayakan waktu yang cocok," kata pria yang kerap disapa Tata di kantor Kemlu, Kamis (5/1/2016).

Kendati tetap terjadwal, Tata tak bisa memastikan kapan lawatan kenegaraan ini terlaksana. Masalahnya, tak mudah menemukan kecocokan jadwal.

"Sulit untuk bisa atur jadwal kedua kepala pemerintahan. Sudah beberapa kali kita coba di sini bisa di sana tak bisa. Di sana tak bisa di sini bisa. Itu sedang kita usahakan," tuturnya.

Jokowi awalnya dijadwalkan melawat ke negara tetangga tersebut pada awal November tahun lalu. Tetapi, rencana itu urung terlaksana.

"Presiden Joko Widodo sekitar pukul 10.30 WIB tadi telah menghubungi Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull untuk menyampaikan kabar penundaan kunjungan tersebut," kata Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (5/11/2016), di Jakarta.

Pembatalan tersebut terkait demo 4 November 2016.  Saat itu unjuk rasa yang awalnya berlangsung aman berubah menjadi kerusuhan.

Demo itu dilancarkan terkait dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya