RI Hadapi 2 Pilihan Soal Kemerdekaan Palestina

Dalam pernyataan pers tahunan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan RI akan terus mendukung kemerdekaan Palestina.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 11 Jan 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2017, 08:15 WIB
20160701- Aksi Peringatan Al-Quds Day 2016-Jakarta-Faizal Fanani
Bendera negara Palestina dibentangkan peserta aksi saat Peringatan Al-Quds Day 2016 di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat (1/7). Mereka mengecam Israel dan menuntut kemerdekaan Palestina. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membuka 2017 dengan menyampaikan pernyataan pers tahunan. Di depan pejabat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), duta besar negara sahabat serta sejumlah pemimpin redaksi, menlu membeberkan sejumlah poin fokus diplomasi RI.

Salah satu yang menjadi prioritas adalah kemerdekaan Palestina. Hal tersebut sudah lama menjadi fokus utama politik luar negeri Indonesia.

Namun, pada 2017 ini RI dihadapkan tantangan besar serta opsi yang harus dipilih agar cita-cita memerdekakan Palestina dapat terwujud.

"Khusus mengenai Palestina, kita memiliki dua pilihan, apakah kita akan pasif atau aktif, do nothing or do something. Indonesia chooses to do something," ujar Retno di Gedung Nusantara Kantor Kemlu, Selasa (10/1/2017).

Dia pun memastikan Indonesia sama seperti tahun sebelumnya tak ada kata mundur dalam membantu perjuangan Palestina di 2017.

"Indonesia telah menyelenggarakan KTT Luar Biasa mengenai Palestina, Al Quds Al Sharif di Jakarta, Maret 2016. KTT ini menghasilkan Deklarasi Jakarta yang mendukung kemerdekaan Palestina dengan berbagai terobosan dan aksi nyata," paparnya.

Kendati akan terus maju, Indonesia tidak mengambil langkah statis. Ada strategi baru yang akan dilakukan pemerintah.

"Indonesia akan menggalang sebanyak mungkin dukungan agar penyelesaian Two State Solution dapat terealisasi," kata dia.

Penggalangan dukungan ini, ditekankan Retno pastinya tak mudah. Akan ada banyak tantangan yang menanti cita-cita Indonesia bagi Palestina.

"Kita menyadari bahwa terdapat jalan yang terjal di depan kita. Untuk itu, Indonesia mendukung inisiatif Konferensi Internasional gagasan Perancis. Indonesia telah hadir dalam Pertemuan di Paris, Juni 2016 dan akan hadir dalam pertemuan Januari ini di Paris," tuturnya.

Tidak berhenti di titik itu saja, kehadiran Indonesia di Tanah Palestina dipastikan Retno pada tahun ke depannya akan lebih terasa.

"Sebagai terobosan diplomatik, Indonesia telah membuka Konsulat Kehormatan di Ramallah dan berencana membuka rumah Indonesia di Palestina," pungkas Retno.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya