Liputan6.com, Kuala Lumpur - Tubuh kaku yang terbaring di instalasi jenazah Kuala Lumpur Hospital (HKL) jadi objek sengketa dua negara: Malaysia dan Korea Utara.
Pyongyang mengklaim, jasad itu adalah warga negaranya, Kim Chol -- berdasarkan nama dan identitas yang tertera dalam paspor. Sebaliknya, Negeri Jiran yakin benar, pria bertubuh gempal itu adalah Kim Jong-nam, kakak tiri penguasa Korut Kim Jong-il.
Apa yang membuat Malaysia yakin? Padahal, tak satu pun pihak keluarga mendiang datang dan menyediakan bukti DNA yang diperlukan untuk menguak identitasnya.
Seperti dikutip dari Asian Correspondent, Minggu (5/3/2017), jawabannya adalah tato.
Seorang ahli forensik Malaysia kepada New Straits Times mengatakan, petunjuk didapat dari tato satu warna yang ditoreh dengan tinta gelap di perut korban -- yang menggambarkan seorang pria dengan fitur oriental, bergulat dengan satu dari dua ikan jenis carp Jepang.
Tato lainnya ditemukan di bagian atas lengan kirinya. Sebagai data pembanding adalah foto yang dikirimkan Kim Jong-nam ke seorang jurnalis Jepang pada 2013.
Kala itu, anak sulung Kim Jong-il itu berpose telanjang dada bersama sejumlah temannya di sebuah resort di Singapura.
"Tato yang terlihat di perut dan lengan kiri Jong-nam cocok dengan jasad yang ada di HKL," demikian laporan New Straits Times.
Baca Juga
Advertisement
Penyebab kematian korban juga jadi pertikaian. Korea Utara mengklaim akibat serangan jantung. Sementara, Malaysia mengaku punya bukti kuat ia tewas akibat racun mematikan VX nerve agent.
Pria yang diyakini sebagai Kim Jong-nam tewas dalam perjalanan ke RS Putrajaya, sekitar 20 menit setelah serangan dilakukan.
Dua perempuan telah didakwa sebagai eksekutor penyerangan di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 (KLIA2), Siti Aisyah asal Indonesia dan Doan Thi Huong dari Vietnam.
Jika terbukti bersalah membunuh Kim Jong-nam, keduanya terancam hukuman gantung.
Uji DNA
Sementara itu, Departemen Kesehatan Malaysia beranggapan, tak cukup hanya tato untuk membuktikan identitas korban.
Kementerian Kesehatan Malaysia masih menunggu rekam medis Kim Jong-nam atau catatan gigi untuk mengkonfirmasi identitasnya.
Wakil Menteri Kesehatan Datuk Seri Dr Hilmi Yahaya mengatakan, pihaknya akan dapat memproses informasi dengan cepat setelah ia mampu memperoleh dokumen dan bukti yang diperlukan.
"Kami harus menunggu Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri untuk mendapatkan data yang diperlukan," kata dia.
Secara terpisah, Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr S. Subramaniam mengatakan, uji DNA mutlak diperlukan.
Bahkan catatan gigi saja, kata dia, mungkin tidak memberi kita kepastian 100 persen.
"Menurut saya, uji DNA adalah yang terbaik," kata Menkes.
"Kami masih membutuhkan informasi dan dukungan dari berbagai pihak (untuk membantu dalam proses identifikasi)," tambahnya.
Advertisement