Kisah Cinta Titanic Ini Lebih Mengharukan dari Jack dan Rose...

Ida dan Isidor Straus memilih mati bersama di atas Kapal Titanic daripada berpisah satu sama lain.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 09 Mar 2017, 18:20 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2017, 18:20 WIB
Kisah cinta Titanic
Kisah cinta Titanic

Liputan6.com, New York - Ida Straus di ambang maut, terombang-ambing di Kapal Titanic yang nyaris karam. Selangkah lagi ia mencapai sekoci No.8, namun tiba-tiba perempuan itu berbalik.

"Kita telah hidup bersama selama bertahun-tahun. Ke manapun kau pergi, aku ikut," kata dia kepada suaminya, Isidor Straus.

Keduanya memilih bersama, seperti janji yang mereka ikrarkan 40 tahun lalu, meski taruhannya adalah nyawa.

Ida dan Isidor Straus sudah lama terkenal sebagai pasangan setia. Mereka kerap bepergian bersama, ke seantero Amerika Serikat atau Eropa. Jika Isidor harus pergi sendirian dalam perjalanan bisnis, mereka akan saling berkirim surat.

Seperti dikutip dari The Vintage News, keduanya menikmati kebersamaan lebih dari apapun -- bahkan harta berlimpah yang mereka miliki.

Sejak ditemukan 30 tahun lalu, para ilmuwan menduga bangkai RMS Titanic tidak akan bertahan lama. (Sumber The Vintage News)

Rosalie Ida Strauss, yang berdarah Jerman-Amerika lahir di Worms pada 1849. Pada usia 22 tahun, ia menikah dengan Isidor Straus -- pemuda 26 tahun kelahiran Palatinate. Kala itu sang mempelai pria sudah jadi pebisnis di AS dan menjadi salah satu pemilik toko serba ada Macy’s Department Store, New York.

Uang tak pernah jadi masalah bagi keduanya. Dengan kekayaannya, Isidor Straus bisa dikatakan sebagai 'miliarder' pada masanya.

Pasangan tersebut memiliki tujuh anak, satu di antaranya meninggal dunia saat lahir.

Pada awal tahun 1912, pasangan tersebut menikmati musim dingin di Eropa, menghabiskan waktu di Cape Martin, Prancis selatan.

Awal April, mereka kembali ke rumah di kota New York, dengan menaiki RMS Titanic.

Isidor dan Ida Straus, korban Titanic yang tak terpisahkan hingga akhir (Wikipedia)

Setelah kapal termewah pada zamannya itu menghantam gunung es dan mulai karam, semua orang bergegas menuju dek, demi mendapat tempat di sekoci yang tak sebanding dengan jumlah penumpang.

Di tengah kepanikan, awak Titanic memutuskan untuk mengevakuasi anak dan perempuan terlebih dahulu. Ida dibawa ke sekoci No.8.

Dan karena menjadi bagian dari 'kelas elite' Isidor ditawari bangku dalam sekoci, di sebelah istrinya. Namun, pria sejati itu menolaknya.

Dengan suara tegas, ia berkata pada Kolonel Gracie, "Aku tak akan pergi lebih dulu dari pria-pria lain."

Ida kemudian bahkan bersikukuh agar pembantu barunya, Ellen Bird masuk sekoci. Ketika gadis Inggris itu ragu, ia memberikan mantel bulunya yang mahal, mengatakan bahwa ia tak lagi membutuhkannya.

Saat Kolonel Gracie dan sejumlah rekan mencoba membujuknya, Ida tetap menolak. Ia tak mau berpisah dari pria yang ia cintai. "Aku tak akan berpisah dari suamiku. Kami akan hidup atau mati bersama," kata perempuan itu.

Ida dan Isidor kali terakhir terlihat di dek dalam kondisi saling berpegangan tangan.

Saksi mata yang melihat pasangan itu mendeskripsikan adegan tersebut sebagai, "momentum luar biasa yang menunjukkan cinta dan kesetiaan."

Kisah cinta pasangan itu lebih nyata dan mengharukan daripada Jack dan Rose dalam Film Titanic.

Film Titanic

Ida dan Isidor Strauss meninggal dunia saat Titanic karam di Laut Atlantik yang nyaris beku.

Jasad Isidor ditemukan dan dibawa ke Halifax, Nova Scotia -- di mana identitasnya kemudian dikonfirmasi. Jenazah sang miliarder lalu dibawa ke New York. Sayangnya, tubuh Ida tak pernah ditemukan.

Sebuah cenotaph atau monumen yang bentuknya mirip nisan didirikan bagi Ida dan Isidor di Straus Mausoleum di Woodlawn Cemetery di Bronx.

Sebuah kalimat dari Song of Solomon atau Kidung Sulaiman tertera di sana. "Air sebanyak apapun tak akan memuaskan dahaga cinta -- juga tak bisa membanjiri atau menenggelamkannya."

Kenangan atas cinta Ida dan Isidor Straus hingga kini masih terpasang di 34th Street Memorial Entrance, Macy's Herald Square.

Selain kisah cinta yang menggetarkan hati, ada juga sejumlah jalinan asmara penumpang Titanic yang masuk kategori 'terlarang'.

Cinta Terlarang pada Istri Miliarder

Kisah cinta diduga terjalin antara penumpang kelas satu di Titanic dan seorang pria yang berasal dari kelas yang lebih rendah.

Emilio Portaluppi adalah penumpang kelas dua. Seniman asal Italia itu jatuh cinta pada seorang perempuan di kelas utama, Madeleine Talmage Astor -- istri dari miliarder John Jacob Astor.

Portaluppi awalnya memesan tiket kapal White Star lainnya, Oceanic II, namun ia berubah pikiran setelah menerima telegram dari Kolonel John Jacob Astor IV, salah satu orang terkaya di dunia saat itu.

Madeleine Astor dan suaminya John Jacob Astor menjadi penumpang Titanic (Wikipedia)

Bagi Portaluppi, ini adalah kesempatan unik, bergabung dalam pelayaran perdana Titanic. Dan meski ia membeli tiket kelas dua, sebagai tamu Astor, ia sempat menikmati pelayaran di kabin kelas satu.

Portaluppi adalah pemahat terkenal dan berbakat, karyanya terpajang di Gedung Bursa Efek New York. Astor ingin menggunakan keahliannya itu untuk memahat patung di villa miliknya di Newport.

Di sanalah hatinya tertambat pada Madeline Astor. Namun, ia tak pernah mengumbar perasaannya.

Lady Astor, penumpang selamat Titanic  (Wikipedia)

"Portaluppi berusia 80-an saat ia mengakui bahwa ia jatuh hati pada Madeleine Astor. Namun, ia tak menceritakan sejauh apa hubungan mereka. Ia pria sejati yang pantang mengumbar aib," kata Claudio Boss, seperti dikutip dari Daily Mail.

Kisah Portaluppi punya banyak kemiripan dengan tokoh Jack Dawson dalam Film Titanic.

Seperti halnya Jack, ia diundang makan malam di kelas satu pada 14 April 1912. Pada malam nahas itu.

Saat Titanic menabrak gunung es, ia berada di kabinnya. Mengira kapal telah sampai ke New York dan sedang berlabuh, ia meninggalkan kabinnya hanya dengan jubah tidur, lalu pergi ke dek.

Portaluppi awalnya mencoba melompat ke sekoci yang diisi perempuan. Namun, ia kehilangan pijakan dan tercebur ke air.

Ia berenang selama dua jam di air sedingin es, sebelum akhirnya ditarik sekoci 14 -- sekoci terakhir yang meninggalkan Titanic.

Bahwa ia berenang selama dua jam terkonfirmasi pada 16 Januari 1913, kala itu New York Times memberitakan gugatannya senilai US$25 ribu ke Ocean Steam Navigation Company atas kerugian fisik dan materi.

"Aku berada di air sedingin es Samudera Atlantik selama dua jam, menderita rasa sakit luar biasa baik fisik maupun mental," kata dia dalam gugatannya.

Namun, rumor beredar, ia masuk ke sekoci Titanic dengan menyamar sebagai perempuan.

Setelah selamat dari Titanic, Portaluppi bergabung menjadi tentara di Angkatan Bersenjata Italia pada Perang Dunia I dan menikah untuk kali keduanya -- meski tak pernah menceraikan istri pertamanya.

Madeleine Astor juga selamat dari musibah Titanic. Ia yang sedang hamil 8 bulan dinaikkan ke sekoci No 4.

Sang suami tak ikut naik kapal penyelamat. JJ Astor, salah satu pria paling kaya di dunia itu sempat membantu perempuan dan anak-anak masuk ke dalam sekoci dan tetap tinggal di Titanic hingga kapal itu karam.

Madeleine Astor menikah lagi di tengah Perang Dunia I, kehilangan hak atas kekayaan yang ia warisi dari mendiang suaminya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya