Liputan6.com, London - Enam pria yaitu, Paddy Joe Hill, Hugh Callaghan, Richard McIlkenney, Gerry Hunter, Billy Power, dan Johnny Walker yang belakangan dijuluki Birmingham Six menghirup udara bebas setelah dikurung dibalik jeruji besi selama 16 tahun.
Mereka divonis seumur hidup karena dinilai bertanggung jawab atas ledakan bom di dua pub di pusat Birmingham, Inggris, pada 21 November 1974.
Baca Juga
Aksi teror tersebut menewaskan 21 orang dan melukai 182 lainnya. Belakangan, vonis tersebut dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi.
Advertisement
Kebebasan Birmingham Six disambut sorak-serai kerumunan. Richard McIlkenny mendapat kesempatan untuk berbicara di hadapan massa yang merayakan kebebasan mereka.
"Senang melihat Anda semua. Kami telah menunggu lama untuk momen ini -- 16 tahun yang disebabkan oleh kemunafikan dan kebrutalan. Namun setiap 'anjing' memiliki masanya dan kami akan mendapatkan kesempatan kami," ujar McIlkenny seperti dikutip dari BBC.
Adapun Paddy Joe Hill mengatakan, "Selama 16 tahun setengah kami telah digunakan sebagai kambing hitam politik. Polisi mengatakan kepada kami, sejak awal mereka tahu bahwa bukan kami pelakunya. Mereka hanya tidak peduli yang melakukannya".
Keenam pria tersebut ditangkap pada tahun yang sama saat ledakan terjadi. Mereka diketahui telah meninggalkan Birmingham ketika bom meledak di dua pub, yaitu di the Mulberry Bush dan di the Tavern.
Ada bom ketiga yang ditempatkan di luar sebuah bank di Hagley Road. Tapi yang satu ini gagal meledak.
Birmingham Six mengklaim mereka dipaksa membuat pengakuan palsu setelah mendapat intimidasi fisik dan psikologis dari polisi. Pengadilan tidak percaya dengan pernyataan tersebut. Pada Januari 1987, banding pertama mereka ditolak.
Kampanye pembebasan mereka dengan cepat meluas dan dipimpin oleh anggota parlemen dari Partai Buruh Chris Mullin.
Penyelidikan baru pun dilakukan oleh Kepolisian Devon and Cornwall hingga akhirnya ditemukan fakta bahwa telah terjadi penyimpangan. Temuan ini membuka jalan atas upaya banding berikutnya.
Tes ilmiah terbaru menunjukkan pernyataan yang pernah dibuat oleh Birmingham Six diubah beberapa hari kemudian. Para penyidik juga mengaku di pengadilan bahwa tes forensik yang mengatakan bahwa dua di antara enam pria itu telah memegang bahan peledak kemungkinan juga bisa dipicu oleh sentuhan dengan rokok.
Sementara itu spekulasi lain mengemuka, aksi ini didalangi oleh Tentara Republik Irlandia Sementara (Provisional IRA) meski hingga kini tidak pernah ada pengakuan resmi dari kelompok yang menginginkan persatuan Irlandia tersebut.
Organisasi paramiliter ini disebut-sebut meyakini bahwa keinginan mereka tersebut akan terwujud hanya dengan melakukan kampanye kekerasan terhadap Inggris dan Irlandia Utara.
Pembebasan Birmingham Six juga disambut baik oleh Uskup Katolik Roma Derry, Edward Daly.
"Ini merupakan momen yang ditunggu-tunggu banyak orang dan saya rasa kita semua merasakan kegembiraan yang luar biasa, lega, dan suka cita," ungkap Daly.
Insiden penahanan Birmingham Six dipandang sebagai salah satu kasus kegagalan peradilan terburuk dalam sejarah hukum Inggris. Sementara itu pengeboman dua pub itu dinilai merupakan salah satu tindak teror paling mematikan di Britania Raya.
Pada peristiwa terpisah, tepatnya 14 Maret 1879, Albert Enstein, ilmuwan besar abad ke-20, dilahirkan. Enstein dianugerahi Nobel Fisika pada tahun 1921 atas penjelasannya soal efek fotolistrik dan pengabdiannya bagi Fisika Teoretis.
Sejarah mencatat pada 14 Maret 1980, bangsa Indonesia berkabung atas kepergian salah seorang tokoh proklamator, Mohammad Hatta. Pria kelahiran 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatera Barat ini dikenal pula sebagai pejuang kemerdekaan, negarawan, ekonom, serta wakil presiden RI yang pertama.