Rusia Siap Hukum Pelaku Teror St Petersburg Tanpa Pandang Bulu

Dubes Rusia untuk Indonesia memastikan para pelaku teror akan menerima ganjaran.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 06 Apr 2017, 09:36 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2017, 09:36 WIB
20170405- Bunga Untuk Korban Bom Rusia- AP Photo
Seorang wanita melihat tumpukan bunga yang diletakkan di dekat lokasi bom meledak di stasiun kereta bawah tanah St. Petersburg, Rusia, Selasa (4/4). Dikabarkan 10 orang meninggal dalam tragedi tersebut. (AP Photo / Dmitri Lovetsky

Liputan6.com, Jakarta Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menunjukan kesedihannya atas insiden yang terjadi di St Petersburg. Aksi bom bunuh diri di kota tersebut menewaskan belasan orang warga sipil.

Galuzin menyatakan mengecam insiden ini. Meski demikian, kejadian tersebut tidak akan membuat takut masyarakat negaranya takut.

"Masyarakat Rusia mereka bersatu dibalik ide besar bahwa kita bisa bahu membahu untuk melawan teroris," ucap Galuzin di kediamannya, Rabu 5 April 2017. 

Dia memastikan, siapa pun pelaku harus berhadapan dengan hukum. Pasalnya, insiden ini telah menyebabkan nyawa warga sipil melayang.

"Kita berkomitmen otak pelaku harus diadili tanpa panda bulu latar belakangnya apa," papar dia.

Selain itu, Galuzin memuji sikap para pemimpin dunia atas serangan ini. Dirinya menjabarkan, sesaat setelah kejadian Presiden Vladimir Putin banyak menerima pesan dan ungkapan bela sungkawa.

Ucapan tersebut datang dari pemimpin-pemimpin seperti Presiden AS Donald Trump, Presiden Prancis Francois Hollande, Kanselir Jerman Angela Merkel, Persiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan banyak lagi.

Menurutnya, hal-hal tersebut telah menunjukan kekuatan dunia yang sebenarnya. Bahwa teroris harus dibasmi bersama-sama bukan sendirian.

"Ini menunjukan niat negara-negara dunia punya komitmen untuk memerangi terorisme," papar dia.

Tersangka pengeboman stasiun kereta bawah tanah di Saint Petersburg, Rusia, telah teridentifikasi.

Menurut pejabat senior intelijen Kyrgyztan, Rahat Sulaimanov, tersangka bernama Akbarjon Djalilov. Ia adalah pemuda kelahiran Kyrgyztan berkewarganegaraan Rusia berusia 20-an tahun.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya