Otoritas Kyrgyzstan Identifikasi Terduga Bomber Stasiun Rusia

Pihak berwenang Kyrgyzstan telah mengidentifikasi tersangka pengeboman stasiun bawah tanah Rusia yang menewaskan 14 orang.

oleh Citra Dewi diperbarui 05 Apr 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2017, 10:00 WIB
20170403-Putin Letakkan Karangan Bunga di Lokasi Ledakan St. Petersburg-AP
Presiden Rusia, Vladimir Putin membawa karangan bunga di dekat lokasi ledakan bom di stasiun kereta bawah tanah di St. Petersburg, Senin (3/4). Putin memberi penghormatan kepada para korban ledakan yang terjadi di lokasi itu. (AP Photo/Dmitri Lovetsky)

Liputan6.com, Moskow - Tersangka pengeboman stasiun kereta bawah tanah di Saint Petersburg, Rusia, telah teridentifikasi. Peristiwa tersebut terjadi pada 3 April lalu dan menewaskan 14 orang, termasuk pelaku, serta melukai lebih dari 40 lainnya.

Menurut pejabat senior intelijen Kyrgyztan, Rahat Sulaimanov, tersangka bernama Akbarjon Djalilov. Ia adalah pemuda kelahiran Kyrgyztan berkewarganegaraan Rusia berusia 20-an tahun.

"GKNB Kyrgyztan dan FSB Rusia bekerja sangat dekat. Namun dalam kasus ini, informasi lain akan diberikan dari Moskow, karena Djalilov hanya berkewarganegaraan Rusia," ujar Sulaimanov seperti dikutip dari ABC News, Rabu (5/4/2017). GKNB adalah badan keamanan Kyrgyztan dan FSB adalah badan intelijen dari Rusia.

Sulaimanov mengatakan, ia tak dapat menentukan apakah serangan itu merupakan bom bunuh diri. Namun, otoritas Rusia telah menyatakan itu sebagai bom bunuh diri. 

"Meski tersangka tinggal di Rusia dalam beberapa tahun terakhir, ia kemungkinan masih memiliki kerabat di Osh," ujar Sulaimanov, merujuk pada kampung halaman tersangka di Kyrgyztan.

Pihak penyelidik belum merilis banyak detail terkait pengeboman tersebut. Namun juru bicara Kremlin mengatakan kepada kantor berita Rusia, TASS, pihak penyelidik belum mengonfirmasi bahwa serangan itu adalah bom bunuh diri.

Kementerian Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa pengeboman tersebut menunjukkan adanya kebutuhan upaya bersama melawan terorisme global.

"Tragedi di St. Petersburg sekali lagi menunjukkan pentingnya meningkatkan upaya bersama untuk memerangi kejahatan ini," ujar Lavrov, menurut kantor berita Rusia RIA Novosti.

Atas peristiwa tersebut, pihak berwenang di Rusia mengumumkan hari berkabung selama tiga hari yang dimulai pada Selasa, 4 April 2017.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya