RI Kecam Penggunaan Senjata Kimia di Suriah

Salah kota di Suriah diduga menjadi korban serangan senjata kimia, serangan ini menyebabkan lebih dari 70 warga sipil tewas.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 07 Apr 2017, 16:29 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2017, 16:29 WIB
Ilustrasi serangan senjata kimia
Ilustrasi serangan senjata kimia (AP/United Media Office of Arbeen)

Liputan6.com, Jakarta Kondisi di Suriah semakin mencekam. Penggunaan bom kimia yang menewaskan puluhan warga sipil di negara tersebut jadi penyebabnya.

Situasi di Suriah mendapat perhatian khusus dari Indonesia. Kementerian Luar Negeri menyatakan, pihaknya terus memonitor situasi keamanan di Suriah.

Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir menyebut, Pemerintah Indonesia menyayangkan kejadian tersebut. Hal ini terkait adanya korban jiwa dan luka yang jatuh.

"Indonesia mengutuk keras penggunaan senjata kimia di Suriah yang menyebabkan banyaknya korban jiwa yang jatuh termasuk anak-anak," sebut pria yang kerap disapa Tata, Jumat (7/4/2017).

"Sebagai negara penandatangan konvensi pelarangan senjata kimia, Indonesia menolak penggunaan senjata kimia untuk tujuan apa pun," tambah dia.

Pada 3 April 2017 lalu,  kota Khan Sheikhoun sempat dihujani bom-bom udara. Keesokan paginya, sekitar pukul 7 pagi, seorang saksi mata untuk The New York Times melihat sebuah pesawat tempur melintas di langit kota.

Beberapa menit kemudian, diduga pesawat tempur itu menjatuhkan bom senjata kimia di Khan Sheikhoun.

Usai kejadian tersebut, Presiden AS Donald Trump menyebut serangan senjata kimia terjadi di Suriah yang diduga didalangi oleh Presiden Bashar al-Assad.

Serangan senjata kimia pada 4 April 2017 lalu itu bukan kali pertama. Beberapa kantor berita di dunia juga sempat melaporkan penggunaan senjata terkutuk itu pada Perang Suriah.

"Kita lihat kejadian seperti ini setiap hari, ini kejadian normal selama enam tahun terakhir," tutup seorang warga Suriah bernama Abu Amash.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya