Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

10 Bentuk Alam yang Dijadikan Simbol Seks Nenek Moyang

Perilaku seksual, dengan segala dampak sosiopolitis, regulasi dan pandangan tabu terhadapnya, telah memiliki dampak besar pada masyarakat.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 12 Apr 2017, 20:40 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2017, 20:40 WIB
Simbol seks alamiah (0)
Pelajaran seks di dinding kuil Chennakesava, Somanathapura. (Sumber Wikimedia/Bikashrd)

Liputan6.com, Jakarta - Hal-hal seksual yang terang-benderang pada masa lampau, kini menjadi sesuatu yang amat tertutup. Di masa kini, seksualitas dipandang tabu dan dikaitkan dengan dosa atau pelanggaran. 

Sebenarnya, perilaku seksual, dengan segala dampak sosiopolitis, regulasi dan pandangan tabu terhadapnya, telah memiliki dampak besar pada masyarakat sejak masa pra-sejarah.

Dikutip dari Ancient Origins pada Rabu (12/4/2017), seksualitas adalah "cara pada dewa", hal melakukan seks adalah sesuatu yang suci, dan saat orgasme dipandang sebagai persekutuan dengan dewa-dewi. Istilah bahasa Prancis "la petite mort" (kematian kecil) adalah peninggalan dari cara pikir itu.

Budaya-budaya masa lampau menghubungkan seks dengan kekuatan-kekuatan supranatural dan arsitektur serta seni keagamaan menggambarkan hal itu.

Ribuan tahun sebelum hadirnya bahasa tulisan, masyarakat-masyarakat purba mengkaitkan seksualitas dan praktik-praktik seksual mereka dengan bentang alam sekitarnya.

Pada tanggal-tanggal pertanian serta kalender ritual, orang menjadi hiperseksual dan bersemangat di tempat-tempat yang dipandang kaya dengan energi gaib kesuburan.

Konsep 'Ibu Bumi' sebagai wanita hadir di hampir semua budaya purba seluruh dunia. Wanita itu secara umum dikaitkan dengan perbukitan bulat, aliran yang mengalir lembut, mata air segar, dan gua-gua terdalam.

Semua itu menjadi permisalan bagi rahim dengan daya kesuburan yang menjadi pujaan.

Pegunungan, perbukitan, sungai, air terjun dan gua berbentuk payudara, penis, dan vagina kemudian dipandang sebagai tempat-tempat maha suci di mana budaya-budaya purba memanjakan diri dalam ritual seks berkepanjangan demi panen dan pembiakkan ternak yang berhasil, pulangnya para penjelajah dan pasukan, serta utamanya adalah kembalinya matahari setiap hari.

Berikut ini adalah tempat-tempat bentukan alam yang dikaitkan dengan daya kesuburan dan seksualitas:

1. Batu Berbentuk Kelamin, AS

Taman Nasional Archer. (Sumber Flickr/katsrcool)

Taman Nasional Arches di utara Moab, Utah, berbatasan dengan sungai Colorado di tenggara. Taman itu memiliki lebih dari 2000 formasi geologis batu paras berlengkung dan tumpukan setimbang.

Namun yang menjadi fokus tirual kesuburan suku Indian Amerika adalah suatu formasi yang menjadi salah satu yoni batu paras tertua dan terbesar sedunia.

Terletak pada 1767 meter di atas permukaan laut, Taman Nasional Arches memiliki bebatuan berbentuk kelamin termegah sedunia. Tampilan yang satu ini dapat diakses jalan tanah dari selatan, dari Page Arizona ke Cannonville. Bisa dilalui kendaraan saat musim kering, tapi licin dan berbahaya kala basah.

2. Puncak Kembar Guizhou, China

China bangga memiliki beberapa batu pegunungan berbentuk payudara terbaik sedunia.

Misalnya puncak gunung berbentuk payudara sempurna di Zhenfeng, Guizhou.

Gunung berbentuk payudara di China (China Daily)

Belum ada orang yang menjajal naik ke puncaknya karena dipandang sebagai tempat suci bermukimnya para Dewi. Bentang alam di sekitarnya adalah sawah padi yang lembab, basah, dan subur. 

3. Kuil Seks Khajuraho, India

Khajuraho Dulhadeo (Sumber Wikimedia/Marcin Bialek)

Budaya Vedic pada masa India Kuno memperlakukan seks secara berbeda, bahkan dinilai salah menurut ukuran masa kini.

Monumen Khajuraho yang berasal dari Abad ke-10 terletak jauh di dalam hutan di Madhya Pradesh dan terdiri sekumpulan kuil Hindu dan Jain yang sengaja dibangun menjadi kuil-kuil seks dilengkapi ruang-ruang pemuasan.

Setiap permukaan dindingnya berukiran puluhan ribu gambar seksual terang-terangan guna menambah suasana ritual. Ada gambar para pria melakukan seks dengan hewan-hewan, bahkan gambaran seorang wanita sedang melayani 20 pria.

Ritual Vedic purba itu merupakan seni kompleks yang amat teatrikal, bahkan orgasme pun ada pengaturan waktunya, ditahan dan dilepas dalam beberapa tahap selama upacara.

Dalam masa penelitian dan pengembangan itulah seks berkelidan dengan spiritualitas, sehingga kemudian menjadi panduan cinta paling laku sedunia, Kama Sutra.

4. Kelamin Kakek dan Nenek di Lamia, Thailand

Hin Ta Hin Yai. (Wikimedia/Ahoerstemeier)

Di pantai dekat Lamia, pulau Koh Samui, Thailand, ada Kakek (Ta) dan Nenek (Yai) yang tampak seperti kelamin pria dan wanita.

Bebatuan Kakek dan Nenek terbentuk oleh gerusan busa lautan yang memakan bagian lembek di dasar batuan pantai selamajutaan tahun.

Sekarang pun biarawan dan biarawati Buddha beribadah di sana karena percaya bahwa kedekatan Ta dan Yai berperan dalam pembentukan Bumi.

5. Pusat Porno Romawi Kuno, Italia

Bangsa Romawi Kuno terobsesi dengan kenikmatan seksual dan kalender mereka diisi dengan festival-festival seks. Bacchanalia adalah festival Bacchus, yaitu dewa wine, kebebasan, kemabukan, dan keriangan Yunani-Romawi berdasarkan Dionysia Yunani dan misteri-misteri Dionysia.

Situs Lupanare di Pompeii, kota yang hancur akibat erupsi Gunung Vesuvius (Wikipedia)

Ratusan orang hadir dalam orgi selama 3 hari, lengkap dengan minuman keras, buah-buahan, dan minyak.

Kota Roma pun bertaburan puluhan ribu ukiran, patung, dan monumen yang diabdikan untuk gaya hidup hedonistik tersebut.

6. Batu Penis Cappadocia, Turki

Cerobong Cappadocia. (Sumber Wikimedia Commons/Benh Lieu Song)

Terletak di Lembah Cinta dekat Cappadocia, Turki, ada kumpulan batu berbentuk penis tegak yang oleh warga setempat disebut dengan "Batu Kelamin". Beberapa di antaranya hingga setinggi 40 meter.

Bebatuan itu terbentuk oleh letusan vulkanik kira-kira 9 juta tahun lalu. Erosi oleh angin dan air menyisakan hanya bagian keras yang membentuk bentang alam bertaburan kerucut, tiang, jamur, cerobong asap, atau penis, tergantung cara pandang seseorang.

7. Penis Bersayap, Yunani

Delos. (Sumber Wikimedia/Zde)

Pada masa Yunani Kuno, artefak berbentuk kelamin berbentuk jimat, lilin, patung-patung, lampu, ornamen dan tembikar, kadang-kadang ditaruh di luar rumah, di pintu, dinding, padar, dan kuburan.

Perlambang penis bersayap dipergunakan dalam ritual kesuburan Yunani Kuno. Dalam upacara, para peserta membawa tongkat dengan penis bersayap di ujung atasnya.

Penyingkapan penis bersayap menjadi upacara penting dalam perayaan Dionysiak.

8. Pum Pum St. Catherine, Jamaica

St. Catherine. (Sumber Flickr/Simmo1342)

St. Catherine terletak di sepanjang ngarai Bog Walk di sungai Rio Cobre, Jamaica. Penduduk setempat menjulukinya "Batu Pum Pum." Kata pum pum merupakan julukan warga setempat untuk menyebut kelamin wanita.

Batu gamping besar itu ditafsirkan sebagai seorang wanita raksasa yang sedang membersihkan vaginanya di sungai, cocok sekali dengan ekspresi alamiah suatu sosok Dewi yang sedang menyuburkan sungai sehingga kemudian melahirkan air segar dan ikan.

9. Dewa Porno Sagada, Filipina

Di dataran tinggi Filipina utara terdapat gua pedalaman sepanjang 1 kilometer yang dikenal sebagai Gua Porno Sagada.

Selama jutaan tahun, air hujan merembes ke permukaan luas dan aliran alamiah yang sedemikian banyaknya telah memahat suatu bentuk yang amat mirip dengan anatomi seksual wanita yang amat mirip.

Menurut seorang tetua suku, festival-festival seks masih sering dilangsungkan di gua bertepatan dengan tanggal-tanggal penting pertanian.

10. Gua Cinta Lang, Malaysia

Gua Lang, Malaysia. (Sumber Flickr/Bernard Dupont)

Taman Nasional Gunung Mulu terletak dekat dengan perbatasan Malaysia dan selatan Brunei, sekitar 100 kilometer di tenggara kota Miri dan 100 kilometer di selatan Bandar Seri Begawan, Brunei.

Tersembunyi di bawah rimbunnya hutan pegunungan terjal terdapat sistem gua batu gamping terbesar sedunia.

Jauh di dalam gua Lang, ada formasi tonjolan batu yang menjadi pusat ritual seks dan kesuburan selama lebih dari 1.000 tahun.

[vidio:]()

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya