Seperti Ini Penampakan Mal Ala Korea Utara

Berbelanja di supermarket bukan hal lazim bagi warga Korea Utara. Namun, sebuah mal berdiri di Pyongyang.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 09 Mei 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2017, 21:00 WIB
Mal Korea Utara (1)
Tayangan video ketika warga Korea Utara menikmati mal baru. (Sumber Associated Press)

Liputan6.com, Pyongyang - Sebagian besar rakyat Korea Utara hidup dalam keadaan melarat dan penuh perjuangan. Di pihak lain, kerabat dan orang-orang lain dalam lingkar kekuasaan menikmati berbagai fasilitas berlimpah.

Sebagian besar kasta menengah Korea Utara tidak akan pernah mengenal tenaga listrik hingga akhir hayatnya. Bahkan hal yang lazim seperti belanja di mal juga merupakan kemewahan tersendiri.

Walaupun langka, sebuah arsip video Associated Press yang disimak Liputan6.com pada Selasa (9/5/2017) menayangkan acara pembukaan sebuah mal di distrik Kwangbok, Pyongyang, ibu kota Korea Utara.

Menyimak tayangan lawas itu, mal Kwangbok Area Commercial Centre itu diduga dibangun dengan penyertaan modal dari China.

Keberadaannya merupakan tonggak sejarah negeri tersebut karena distrik itu adalah salah satu tempat yang terakhir kali dikunjungi oleh mendiang Kim Jong Il -- ayah penguasa sekarang, Kim Jon-un -- beberapa hari sebelum ia wafat pada Desember 2011.

Dalam acara pembukaan pada 8 Januari 2012 itu, Xue Rifei, Chairman dan CEO untuk Feihaimengxin International Trade Co. Ltd dari China, mengatakan, "Dunia mengetahui bahwa Kwangbok Area Commercial Centre berkaitan dengan niat para jenderal untuk memperbaiki standar kehidupan rakyat."

Tayangan video menunjukkan rak-rak pajangan yang mengungkapkan jenis barang yang dijual, termasuk rokok, kosmetik, pakaian, sepatu, tas, dan sejumlah dagangan lain yang lazim dalam sebuah mal tapi langka bagi sebagian besar warga.

Seorang warga Pyongyang yang bernama Pak So Jong mengatakan, "Senang datang langsung ke toko dan membeli barang-barang yang saya mau, merasakan dan mengenakan langsung pada diri sendiri."

Tayangan video ketika warga Korea Utara menikmati mal baru. (Sumber Associated Press)

Sementara itu, seorang kasir Sung Su Gyong mengaku senang melihat kunjungan yang ramai saat itu dan menyatakan kebanggaannya melayani pelanggan dan pekerjaannya di sana.

Kawasan yang dibangun pada 1980-an itu dipadati blok-blok apartemen berlantai tinggi. Pusat perbelanjaan itu sendiri dibuka pada 1990-an, tapi baru dipercantik lagi pada awal 2015 oleh perusahaan patungan antara Taesong General Trading Corporation (Korea Utara) dengan Feihaimengxin International Trade Company (China).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya