Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Donald Trump menyambut ramah Presiden Recep Tayyip Erdogan di Gedung Putih pada Selasa, 16 Mei 2017. Pertemuan kedua kepala negara ini digelar di tengah panasnya hubungan Turki dan AS terkait kebijakan Negeri Paman Sam atas Suriah dan isu dalam negeri Ankara.
"Kita berdua memiliki hubungan yang baik dan akan membuatnya lebih baik lagi," kata Trump di Oval Office yang duduk berdampingan bersama Erdogan.
Baca Juga
Meski kunjungan digelar penuh keramahan, hubungan antara kedua negara sempat tegang terkait penolakan AS untuk mengekstradisi ulama Turki yang mengasingkan diri di Pennsylvania, Fethullah Gulen.
Advertisement
Erdogan menuding Gulen dalang di balik kudeta gagal yang terjadi pada Juli 2016 lalu.
Kunjungan Erdogan ke AS juga dilakukan di tengah-tengah keputusan Trump yang ingin mempersenjatai milisi Kurdi untuk melawan ISIS di Raqqa, Suriah.
Permasalahannya, Turki melihat milisi itu adalah kepanjangtanganan dari Kurdistan Workers Party, atau PKK yang dilabeli kelompok teror di AS, Turki, dan Eropa. Demikian seperti dikutip dari CNN, Rabu (17/5/2017).
Isu Gulen dan kebijakan AS mempersenjatai milisi Kurdi tak disinggung saat Trump dan Erdogan saat menggelar keterangan pers bersama.
Meski demikian, Trump memuji Erdogan karena turut berperan serta dalam memberantas korupsi.
"Karena hari ini, kita tengah menghadapi musuh baru dalam perang melawan teroris. Dan sekali lagi, kami ingin memberantas ancaman itu bersama-sama," kata Trump.
"Kami berkomitmen memerangi teroris, tanpa diskriminasi apa pun," kata Erdogan lewat seorang penerjemah.
Erdogan justru memuji kemenangan Trump yang melegenda. Presiden Turki itu berharap pertemuan kali ini akan menjadi sejarah baru hubungan Ankara dan DC.
Trump juga memberi sinyal dukungan kepada Erdogan. Hal itu ditandai dengan ucapan selamat kepada presiden Turki atas kemenangan pro referendum bulan lalu.
Saksikan juga video berikut ini: