Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pada Selasa 30 Mei 2017, sidang kasus pembunuhan Kim Jong-nam di Malaysia dijadwalkan digelar di Pengadilan Sepang, Kuala Lumpur. Dua terdakwa, Siti Aisyah dan Doan Thi Huang dibawa ke sana.
Namun, tak lama kemudian, perempuan asal Indonesia dan Vietnam itu digiring keluar dengan pengawalan pasukan bersenjata.Â
Baca Juga
Sidang kasus pembunuhan saudara tiri pemimpin Korut Kim Jong-un itu ternyata dipindahkan ke Pengadilan Tinggi Alam Shah di Selangor.
Advertisement
Baik Siti Aisyah dan Doan Thi Huang sempat memberikan senyuman kepada perwakilan dari negara mereka yang ada di Pengadilan Sepang.
Konselor di Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia, Yusron Ambary yang hadir di Pengadilan Sepang mengatakan, baru-baru ini Siti Aisyah menulis surat untuk orang tuanya.
"Kondisi kesehatanku baik. Doakan saja. Jangan terlalu memikirkanku. Sehat terus ya dan tetap salat malam. Banyak orang yang membantuku," ucap Yusron mengutip tulisan Siti Aisyah yang dilansir dari AP, Selasa (30/5/2017).
"Para pejabat kedutaan selalu datang menemuiku, pengacaraku juga. Jangan khawatir. Doakan agar kasus ini segera berakhir dan aku bisa pulang. Sampaikan salam kepada anakku Rio," imbuh Yusron saat membaca surat itu di hadapan wartawan yang berada di luar ruang sidang.
Siti Aisyah dan Doan Thi Huang tertangkap kamera mendekati Kim Jong-nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada Rabu, 13 Februari 2017. Keduanya mengoleskan cairan diduga VX nerve agent yang menewaskan putra sulung Kim Jong-il itu.
Polisi Malaysia menyebut ada empat orang Korea Utara melarikan diri dari Negeri Jiran pada hari serangan itu.
Sementara itu, pengacara menyatakan kekhawatirannya bahwa kedua terdakwa dijadikan "kambing hitam" dalam skenario pembunuhan tingkat tinggi itu.Â
Kuala Lumpur sejauh ini tidak pernah secara langsung menunjuk Korut sebagai dalang kematian Jong-nam. Keterangan para ahli menyebutkan bahwa racun VX yang digunakan untuk menghabisi nyawa Jong-nam diproduksi di laboratorium senjata canggih -- Korut diyakini memiliki sejumlah besar senjata kimia.
Beredar spekulasi bahwa Pyongyang berada di balik pembunuhan Kim Jong-nam. Meski bukanlah ancaman politik di Korut, Jong-nam dianggap sebagai saingan potensial di kediktatoran Kim Jong-un, adik tirinya.
Spekulasi tersebut pun menuai kecaman dari negeri pimpinan Kim Jong-un itu.
Saksikan juga video berikut ini.