Arab Saudi: Hubungan dengan Qatar Bisa Dipulihkan, Ini Syaratnya

Arab Saudi mengajukan syarat untuk menormalisasi hubungannya dengan Qatar.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 07 Jun 2017, 16:29 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2017, 16:29 WIB
Emir Qatar
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani (AFP)

Liputan6.com, Riyadh - Arab Saudi mengajukan syarat untuk menormalisasi hubungannya dengan Qatar. Negara yang dipimpin Raja Salman tersebut memutuskan hubungan dengan Qatar pada awal pekan ini.

Beberapa media lokal Saudi seperti Aknbar Al Aan melaporkan syarat dan kondisi yang harus dipenuhi adalah mengusir semua anggota kelompok Ikhwanul Muslimin dan Faksi Hamas Palestina dari Qatar.

Selain itu, Saudi meminta Qatar membekukan akun rekening dan menghentikan semua hubungan bersama kelompok-kelompok tersebut. Penghentian sementara hubungan dengan Iran juga masuk dalam syarat yang dikeluarkan Saudi.

Doha juga diminta mengubah kebijakannya terhadap saluran televisi Al-Jazeera. Penyiaran dan berita media tersebut tidak boleh bertentang dengan kepentingan Negara Teluk dan Arab, demikian dilansir dari Sputnik, Rabu (7/6/2017)

Kerajaan Arab Saudi menegaskan, langkah pemutusan hubungan dengan Qatar dilakukan sebagai upaya melindungi negaranya dari tindak terorisme dan ekstremisme.

Baru-baru ini, negara yang memutuskan hubungan dengan Qatar kembali bertambah. Mauritania menjadi yang kesembilan.

Pemerintah di salah satu negara di Afrika Utara ini mengatakan, keputusan itu diambil sebagai solidaritas terhadap sekutunya di Timur Tengah.

Awalnya, negara yang memutuskan hubungan ada empat. Mereka adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain.

Tidak lama setelah itu, Yaman, Libya, Maladewa, dan Mauritius mengambil langkah serupa.

Sementara Yordania mengambil jalan yang sedikit berbeda. Tidak memutuskan hubungan, mereka mengambil kebijakan untuk men-downgrade hubungannya dengan Qatar.

Perwujudan kebijakan dilakukan dengan cara mengurangi jumlah perwakilan diplomatik Yordania di Qatar.

"Kami juga mencabut izin, stasiun televisi yang berbasis di Doha, Al Jazeera," ucap Juru Bicara Pemerintahan Yordania, Mohammad al-Momani, seperti dikutip dari Arab News.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya