Liputan6.com, Pamplona - Festival San Fermin yang belum lama dibuka sudah menimbulkan korban. Dilaporkan, terdapat tiga orang pria yang diseruduk banteng saat acara pembukaan festival di Pamplona, Spanyol.
Baca Juga
Advertisement
San Fermin adalah festival yang sangat terkenal di Kota Pamplona, Spanyol. Kegiatan tersebut selalu menarik perhatian banyak turis yang datang untuk mengikutinya.
Peserta yang mengikuti festival harus berlari bersama enam banteng dan enam lembu jantan di jalanan kota sepanjang 850 meter dengan kontur bebatuan, berkelok dan sempit. Meski setiap tahun keamanan selalu ditingkatkan, tetapi setiap tahun ada saja peserta yang terluka.
Dikutip dari laman The Guardian, Sabtu (8/7/2017), korban terdiri dari dua orang warga negara Amerika Serikat dan satu penduduk lokal.
Pria asal Spanyol berusia 46 tahun yang juga menjadi korban terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Pasalnya, pada bagian kepala dan kakinya mengalami luka serius. Hal tersebut terjadi lantaran banteng menyeruduk badannya sehingga ia terlempar beberapa meter.
Petugas rumah sakit juga melaporkan, terdapat dua pria AS berusia 29 dan 35 tahun yang mengalami luka pada bagian perut dan skrotum. Untungnya, keduanya dapat tertolong dengan cepat lantaran luka yang mereka alami tak begitu serius.
Juru bicara Palang Merah Spanyol mengatakan, akan ada banyak orang lagi yang akan mengalami luka-luka akibat festival ini. Kebanyakan dari mereka akan mengalami luka memar karena serangan banteng.
Banteng yang digunakan dalam festival ini memang tak main-main. Mereka berasal dari peternakan Cebada Gago yang sangat terkenal akan keganasannya. Sebab, hewan-hewan di peternakan ini selalu menjadi langganan festival dan kerap memakan banyak korban.
Dilansir Sky News, sejak tahun 1911 sekitar 15 orang telah meninggal dunia akibat Festival San Fermin dengan kematian terakhir terjadi pada 2009.
Festival itu diadakan setiap tahunnya untuk menghormati sosok Saint Fermin, seorang uskup wilayah Pamplona. Festival ini sendiri sudah berlangsung sejak Abad Pertengahan dan diisi dengan panggilan dan prosesi religius, serta tarian tradisional.