Presiden Iran Akhirnya Tunjuk 2 Perempuan sebagai Wapres

Masumeh Ebtekar dan Laya Joneydi ditunjuk untuk mengisi posisi Wakil Presiden di Iran.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 10 Agu 2017, 10:26 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 10:26 WIB
Wapres Iran Masumeh Ebtekar
Salah seorang Wapres Iran Masumeh Ebtekar (foto:AFP)

Liputan6.com, Teheran - Presiden Iran Hassan Rouhani menjawab kritikan tajam. Ia menunjuk dua orang perempuan untuk menjadi wakil presiden.

Sebelumnya, Rouhani yang dikenal sebagai ulama moderat dihujani kritik karena tidak menyertakan satu orang perempuan pun di dalam kabinetnya.

Dua orang perempuan tersebut adalah Masumeh Ebtekar yang mengisi posisi Wapres bidang keluarga dan urusan wanita. Satu orang lagi ialah Laya Joneydi sebagai Wapres urusan hukum.

Selain dua orang perempuan sebagai Wapres, posisi penting lain yaitu Asisten Presiden bidang Hak Sipil juga diduduki seorang perempuan, Shahindokht Mowlaverdi.

Mowlaverdi dan Ebtekar bukan nama baru di Pemerintahan Iran. Di periode pemerintahan sebelumnya, mereka menduduki posisi yang sama.

Semenjak memerintah Iran, Rouhani yang merupakan sosok ulama moderat diharapkan kaum reformis dapat memasukkan lebih banyak lagi perempuan di kabinetnya. Demikian dilansir dari BBC, Kamis (10/8/2017).

Keberanian Rouhani dipertanyakan karena pendahulunya, Mahmoud Ahmadinejad yang merupakan tokoh garis geras, berani menunjuk Marzieh Vahid-Dastjerdi untuk menduduki kursi menteri kesehatan.

Editor Al Monitor Iran Mohammad Ali Shabani berharap agar Rouhani tidak "memutus" kebijakan yang diambil Ahmadinejad.

"Kita bicara soal benturan besar menyangkut visi dari peran perempuan di masyarakat," kata dia.

Di Iran sejak revolusi Islam 1979, Marzieh adalah satu-satunya perempuan yang masuk ke dalam kabinet.

Rouhani sendiri memenangi pemilu yang diselenggarakan pada Mei lalu. Ia banyak berkampanye soal reformasi sosial. Dalam musim kampanye, Rouhani juga memuji manfaat kesepakatan nuklir yang disepakati Iran.

Pelantikan presiden berlangsung pada Sabtu lalu, di mana Rouhani berpidato di hadapan lebih dari 100 pejabat asing. Dalam kesempatan itu, ia menuding AS merongrong kesepakatan nuklir yang ditandatangani pada 2015 itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya