Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump mewarisi akun twitter resmi Presiden Amerika Serikat @POTUS dari pendahulunya Barack Obama.
Namun, miliarder nyentrik itu lebih suka menggunakan akun pribadinya @realDonaldTrump, untuk menyampaikan sikap, tanggapan, dan komentar terkait permasalahan krusial yang dihadapi AS, termasuk insiden demonstrasi berdarah di Charlottesville, Virginia.
Advertisement
Baca Juga
Yang teranyar, ia mengunggah meme berupa karikatur yang menunjukkan kereta bertuliskan 'Trump' di sisi gerbongnya menabrak sosok diduga reporter. Dan ada lambang CNN yang tertera di sana.
"Fake news can't stop the Trump Train," demikian kalimat yang menyertai meme tersebut, seperti dilansir BBC, Rabu (16/8/2017).
Sudah menjadi informasi umum bahwa Trump 'menaruh kebencian' kepada sejumlah media di AS, salah satunya CNN. Ia menganggap Cable News Network, dkk sebagai 'media palsu'.
Meme itu memicu kontroversi. Sebab, diunggah di akun Twitter Trump tiga hari pasca-demonstrasi berdarah di Charlottesville, Virginia, Sabtu akhir pekan lalu. Kala itu, sebuah mobil yang melaju cepat menabrak kerumunan demonstran anti-fasis, satu orang tewas dan 19 lainnya cedera.
Namun, tak lama kemudia, meme itu segera dihapus dari akun @realDonaldTrump. Sejumlah netizen (warganet) berhasil menyalin gambar tersebut, seperti yang nampak di bawah ini.
Pejabat Gedung Putih menyebut bahwa meme tersebut terunggah secara tidak sengaja.
Namun, si pejabat yang bersangkutan tidak menjelaskan secara detail, apakah Trump atau petugas pengelola sosial media-nya yang 'tak sengaja' mengunggah gambar itu.
Masih dalam platform medsos dan kurun waktu yang sama, Trump juga diduga secara tak sengaja me-RT (re-tweet) sebuah postingan pengguna Twitter, @MikeHolden, yang menulis, "Dia seorang fasis, bukan hal yang mengejutkan."
Akun @MikeHolden menulis Tweet itu sebagai respons atas pemberitaan media Fox yang mengabarkan soal rencana Trump yang hendak memaafkan secara resmi pelaku kasus rasialisme di Arizona.
Setelah postingan-nya di-RT oleh akun @realDonaldTrump, Holden mengubah keterangan biografi laman akunnya dengan tulisan 'Secara Resmi Didukung oleh Presiden Amerika Serikat. Aku harap itu hal yang baik', sebagai candaan sinis atas kejadian yang ia alami.
Namun, selang waktu kemudian, akun @realDonaldTrump kemudian membatalkan RT postingan Holden.
Ketika diwawancarai oleh BBC terkait apa yang ia alami, Holden mengatakan sambil tertawa, "Aku sadar betul ia tak serius akan hal itu."
"Aku tentu tahu dia tak serius ingin menyampaikan, 'ya itu aku, si fasis' (dengan me-RT). Aku bukan siapa-siapa di internet. Hanya saja, jarang-jarang anda mendapat perhatian semacam itu bukan?" jelas Holden.
Terkait CNN, meme nyeleneh teranyar yang 'tak sengaja' terunggah ke Twitter itu bukan insiden pertama kali.
Sebelumnya, @realDonaldTrump pernah mengunggah sebuah gambar cuplikan video yang menunjukkan seorang pegulat yang menghantam lawan mainnya. Wajah si lawan ditimpa dengan logo CNN.
Gambar yang diunggah oleh Trump itu dilengkapi dengan keterangan bertuliskan #FraudNewsCNN dan #FNN.
Trump Salahkan 2 Kubu Demonstran
Fenomena meme 'Trump Train' dan 'RT @Mike Holden' itu terjadi di tengah situasi sosial-politik yang memanas pasca-demonstrasi berdarah di Charlottesville, Virginia akhir pekan lalu yang menewaskan satu orang.
Terkait peristiwa itu, Presiden Trump dihujani kritik dari media, publik, dan tokoh politik, yang dianggap tidak merespons optimal demonstrasi tersebut.
Ia juga dikritik karena nampak enggan dan separuh hati untuk menyebut kelompok supremasi kulit putih yang diduga sebagai akar penyebab aksi protes yang sarat bernuansa rasialisme - fasisme itu.
"Faktanya adalah, butuh waktu dua hari bagi sang presiden untuk menyebut mereka sebagai rasialis dan kelompok supremasi. Dan itu memalukan," kata pembawa acara The Tonight Show, Jimmy Fallon.
Di sisi lain, Trump justru menyatakan kekecewaannya kepada media, yang ia anggap menyajikan pemberitaan terkait Charlottesville secara tidak berimbang dan tidak 'melihat kedua kubu demonstran' secara adil.
Suami Melania Trump itu juga menyalahkan media yang ia anggap 'mengubah sejarah dan budaya' karena menyebut seluruh peserta demonstran yang ingin mempertahankan patung Robert E Lee sebagai neo-Nazi, kulit putih rasialis, atau kubu yang 'jahat'.
"Kalian semua adalah media palsu. Kalian akan mengetahui hal itu (melihat kedua sisi kubu) jika kalian reporter yang jujur. Namun nyatanya tidak," kata Trump mengungkapkan kekecewaannya dalam konferensi pers pada 15 Agustus kemarin.
Saksikan juga video berikut ini