Liputan6.com, Barcelona - Younes Abouyaaqoub, 22 tahun, menjadi buronan kepolisian Spanyol, setelah sejumlah bukti hasil investigasi polisi menduga kuat bahwa pemuda itu merupakan pengemudi van maut dalam teror Las Ramblas, Barcelona, pada 17 Agustus 2017 lalu.
Aparat juga menduga bahwa pemuda kelahiran Maroko itu kini mungkin telah melarikan diri ke Prancis, dengan memanfaatkan akses bebas visa yang berlaku untuk negara anggota Uni Eropa. Demikian seperti dikutip dari NBC News, Senin (21/8/2017).
"Peningkatan pemeriksaan keamanan terus berlanjut di Catalonia, khususnya di wilayah yang berbatasan dengan Prancis," jelas perwira kepolisian Catalonia, Mossos d'Esquadra.
Advertisement
Baca Juga
Perwira kepolisian Spanyol Josep Lluis Trapero juga menyebut bahwa pihaknya masih mendalami segala kemungkinan mengenai lokasi yang menjadi destinasi pelarian diri Younes.
"Kami belum memiliki informasi spesifik, namun kemungkinan itu (lari ke Prancis) tidak dapat diacuhkan," jelas Trapero.
"Jika kami tahu dia ada di Spanyol, kami akan memburunya. Namun kami belum tahu ke mana ia pergi," tambahnya.
Hasil penyelidikan terbaru menyebut bahwa dokumen identitas Younes ditemukan dalam van di Kota Vic, 80 km di utara Las Ramblas, Barcelona. Aparat menduga bahwa kendaraan itu akan digunakan oleh Younes untuk melarikan diri.
Dugaan itu semakin kuat ketika polisi menemukan fakta bahwa van di Kota Vic disewa pada waktu yang sama dengan van putih merk Fiat yang digunakan pada teror Las Ramblas. Kendaraan di Vic itu kini telah diamankan oleh kepolisian.
Meski sejumlah bukti mengarah ke Younes, namun otoritas belum mampu mengonfirmasi apakah pemuda 22 tahun itu benar-benar sosok di balik kemudi van maut yang menabrak kerumunan dan menewaskan 14 orang di Las Ramblas, Barcelona, pekan lalu.
Berikut foto Younes Abouyaaqoub seperti yang dirilis oleh kepolisian Catalonia.
Beberapa hari lalu, kepolisian juga telah menggerebek kediaman Younes di Ripoll, 109 km dari utara Barcelona. Di sana, polisi menemukan sejumlah buku --beberapa di antaranya bernuansa religi, sejumlah sertifikat dan ijazah, pakaian, furnitur, dan benda rumah tangga umum lainnya.
Berikut foto kediaman Younes di Rippol pasca-penggerebekan polisi.
Sementara itu, pada kesempatan yang berbeda, ibunda Younes, Hannou Ghanimi, meminta agar anaknya bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukan.
"Ia harus segera menyerahkan diri kepada polisi. Membunuh orang adalah perbuatan yang salah. Buatku, lebih baik ia dipenjara daripada tewas." kata Ghanimi diwakili oleh seorang penerjemah.
Younes merupakan satu dari 12 orang terduga pelaku dalan rangkaian aksi teror di kawasan Catalonia, yang meliputi sejumlah tempat di Alcanar, Las Ramblas, dan Cambrils dalam kurun waktu 3 hari (16 - 18 Agustus) pekan lalu. Lokasi lain, yakni Rippol, menjadi salah satu tempat sejumlah terduga pelaku ditangkap atau menyerahkan diri.
Kini, kepolisian telah merilis nama dan status seluruh anggota sel teroris tersebut, mereka antara lain;
Lima orang yang tewas oleh polisi di Cambrils, meliputi Moussa Oukabir (17), Said Aallaa (18), Mohamed Hychami (24), Omar Hychami, dan Houssaine Abouyaaqoub.
Empat orang yang telah diamankan polisi, meliputi Driss Oukabir (28) yang menyerahkan diri ke aparat di Ripoll, Sahal el-Karib (34), Mohammed Aallaa (27), dan Mohamed Houli Chemlal. Mohamed Houli ditangkap pasca-ledakan di Alcanar (200 km dari selatan Barcelona) pada 16 Agustus atau selang sehari sebelum teror Las Ramblas.
Tiga lainnya yang masih berstatus buron, antara lain Younes Abouyaaqoub (22) terduga pengemudi van maut di Las Ramblas, Youssef Aallaa, dan Abdelbaki Es Satty. Polisi menduga dua kemungkinan terkait status Youssef dan Abdelbaki, yakni tewas dalam ledakan di Alcanar atau buron.
Peristiwa ledakan di Alcanar diduga oleh kepolisian sebagai sumber plot rangkaian teror di Catalonia. Pada 16 Agustus 2017, terjadi sebuah ledakan pada malam hari di sebuah rumah di kota itu.
Kabar terbaru menyebut bahwa polisi menemukan 120 tabung gas di lokasi ledakan di Alcanar. Otoritas juga menduga kuat bahwa seluruh tabung gas itu semula akan digunakan untuk plot teror bom yang lebih canggih dan lebih berbahaya di Las Ramblas atau di Cambrils.
Pejabat pemerintah Catalonia, Joaqim Forn, menyebut bahwa penangkapan dan investigasi mungkin akan terus berlangsung.
"Kami tidak bisa mengatakan bahwa investigasi selesai, sampai seluruh individu yang diduga menjadi bagian sel teroris itu ditangkap," ujar Form.
Saksikan juga video berikut ini