Jutaan Mata Jadi Saksi Gerhana Matahari 21 Agustus di AS

Jutaan warga Amerika Serikat menjadi saksi dan menatap takjub fenomena gerhana matahari 21 Agustus nan bersejarah.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 22 Agu 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 08:30 WIB
Sejumlah warga menyaksikan gerhana matahari 21 Agustus 2017 di Amerika Serikat (AP)
Sejumlah warga menyaksikan gerhana matahari 21 Agustus 2017 di Amerika Serikat (AP)

Liputan6.com, Washington, DC - Bintang-bintang perlahan nampak, bukan di malam hari, tapi di siang hari. Beberapa hewan di kebun binatang bergerak nan berlari gelisah. Burung berhenti berkicau, jangkrik berhenti menggerisik.

Gelap nan dingin pun tiba, tanda gerhana matahari 21 Agustus 2017 telah dimulai di Amerika Serikat. Fenomena alam yang kembali terjadi sejak hampir 100 tahun lalu itu menyisir Negeri Paman Sam secara diagonal dari tepi pantai barat hingga ke tepi pantai timur.

Jutaan warga Amerika Serikat menjadi saksi dan menatap takjub fenomena kosmis itu, terutama bagi mereka yang tinggal di jalur lintasan totality (gerhana matahari total) yang akan bermula di Oregon hingga di Carolina Selatan. Demikian seperti dilansir dari Associated Press, Selasa (22/8/2017).

"Sebuah pengalaman yang sangat menakjubkan," kata Julie Vigeland, warga Portland, Oregon, yang menitikkan air mata setelah melihat Bulan menutupi Matahari hampir secara utuh dan hanya menyisakan sisa cahaya di tepian, sehingga nampak seperti cincin berwarna perak.

Butuh 90 menit sebelum gerhana matahari melintasi seluruh daratan AS. Dan selama periode itu, beberapa lokasi mengalami totality, ketika Bulan menutupi Matahari selama sekitar dua menit selama melintas.

Dan di sejumlah lokasi itu, menurut laporan Associated Press, terdengar suara 'ooh', 'wah', dan beragam nada teriakan girang sekaligus takjub dari para warga yang berkumpul bersama menyaksikan gerhana.

Eclipse 21 Agustus 2017 itu merupakan gerhana yang paling banyak disaksikan, paling banyak dipotret, dan paling banyak didokumentasikan dalam sejarah.

Beberapa pengamat gerhana, baik yang amatir maupun profesional, berbondong-bondong menerbangkan balon udara yang dilengkapi kamera, drone, hingga 'satelit mini' untuk mengobservasi penampakan langit selama gerhana matahari.

Siswa sekolah menyaksikan  gerhana matahari 21 Agustus 2017 di Amerika Serikat (AP)

"Benar-benar sangat, sangat mengagumkan," kata Cami Smith, sembilan tahun, saat menatap Matahari yang sepenuhnya tertutup Bulan di Beverly Beach, Oregon.

Di tempat lain, sejumlah orang mengeluarkan teleskop, kamera, dan alat bantu visual lain untuk menikmati pemandangan kosmis kala itu.

"Ya Tuhan, itu sangat luar biasa. Lebih baik dari foto manapun yang pernah aku ambil sebelumnya," kata Joe Dellinger, seorang pria asal Houston, Texas yang rela pergi ke Jefferson City, Missouri untuk menyaksikan gerhana menggunakan teleskopnya.

Sementara di Nashville, Tennessee, orang-orang yang berada di dalam bangunan menyeruak dan memadati setiap jendela yang ada untuk menjulurkan leher mereka agar mampu menatap langit.

Sedangkan beberapa kelompok lain menyaksikan gerhana matahari sambil diiringi lagu yang dilantunkan Bonnie Tyler pada 1983, berjudul 'Total Eclipse of the Heart'.

Dan, sang miliarder eksentrik Donald Trump, yang kini menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, sempat menyaksikan fenomena kosmis itu di Gedung Putih tanpa mengenakan kacamata pelindung gerhana. Namun sesaat kemudian, ia mengenakan kacamata pelindung tersebut.

Melania Trump, Donald Trump, dan Baron Trump menyaksikan gerhana matahari 21 Agustus 2017 di Amerika Serikat (AP)

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melaporkan bahwa 4,4 juta orang menyaksikan siaran televisi mereka yang meliput fenomena gerhana matahari di Negeri Paman Sam. Siaran itu menjadi program acara livestream terbesar dalam sejarah NASA.

"Cincin keperakan itu begitu menghipnotis dan memukau, seperti sihir," kata John Hays yang berkendara dari California ke Oregon demi menjadi saksi kemunculan gerhana.

Patrick Schueck, seorang pengusaha konstruksi dari Little Rock, Arkansas, membawa anak kembarnya yang berusia 10 tahun, Ava dan Hayden ke Bald Knob Cross of Peace di Alto Pass, Illinois, 30 meter di atas sebuah bukit.

Schueck mengatakan bahwa pada awalnya, anak-anaknya tidak begitu tertarik pada gerhana. Saat tiba di Bald Knob Cross of Peace, kedua anak Schueck hanya fokus menatap layar handphone ketimbang langit.

"Akan tetapi, ketika gerhana itu muncul, perilaku anakku dengan cepat berubah. Gerhana itu, membuat mereka sangat takjub," kata Schueck.

"Momen seperti ini, saya harap, dapat menjadi kenangan indah seumur hidup mereka," tambah ayah dua anak itu.

Para astronom juga sangat girang dengan fenomena tersebut. Mereka juga senang dengan animo positif yang ditunjukkan oleh masyarakat, menganggapnya sebagai sebuah 'kedekatan batin antara Bumi dengan angkasa luar'.

Foto berseri gerhana matahari 21 Agustus 2017 di Amerika Serikat (AP)

"Saat terakhir masyarakat memiliki hubungan erat dengan antariksa seperti ini, yakni ketika pendaratan manusia pertama di Bulan tahun 1968. Gerhana, pendaratan manusia di Bulan, dan semuanya itu menunjukkan bahwa kita hanyalah secuil bagian dari sesuatu yang lebih besar," ujar fisikawan NASA Alex Young.

Di Charleston, South Carolina, perhentian terakhir gerhana di AS, Allie Stern yang berusia 20 tahun, mengatakan, "Sungguh menakjubkan. Kelihatannya seperti kulit pisang, seperti kulit pisang bercahaya yang agak sulit digambarkan dan dibayangkan tapi sangat dingin."

Gerhana matahari total pantai-ke-pantai terakhir terjadi di AS pada 1918, pada masa Presiden Woodrow Wilson. Sementara itu pada 1979, gerhana matahari total juga terjadi, tapi hanya melintasi lima negara bagian di barat laut Negeri Paman Sam.

Gerhana matahari total berikutnya akan terjadi di AS pada 2024 dan eclipse dari pantai-ke-pantai akan kembali muncul pada 2045.

 

Saksikan juga video berikut ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya