Berkali-kali Lolos dari Maut, 3 Orang Ini Malah Tewas Bunuh Diri

Mereka berhasil mengelak dari maut yang datang menghampiri. Namun, pada satu titik, ketiganya memilih bunuh diri.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 23 Agu 2017, 18:40 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2017, 18:40 WIB
Foto Roy Sullivan (lazerhorse.org)
Foto Roy Sullivan (lazerhorse.org)

Liputan6.com, New York - Kematian merupakan sebuah takdir yang diyakini akan menimpa setiap manusia di muka Bumi. Bahkan ada sebuah pepatah yang mengatakan 'maut datang tanpa diundang'.

Sebut saja bencana alam, aksi kriminalitas, atau sebuah wabah penyakit dapat secara tiba-tiba datang menghampiri dan menebar kematian tanpa pandang bulu.

Namun, tak semua orang yang mengalami hal tersebut akan menemui ajal. Ada beberapa di antaranya yang selamat dan mampu bertahan hidup meski dihantam bencana atau cobaan beberapa kali.

Meski demikian, pada satu titik, beberapa penyintas ini memilih bunuh diri. Misalnya, karena tak tahan menerima bullying.

Seperti dilansir dari Oddee.com, Rabu (23/8/2017), berikut tiga orang yang berkali-kali selamat dari maut, tapi tewas karena bunuh diri:

1. Selamat dari Petir Tujuh Kali

Ada sebuah penelitian yang menyatakan, dari 3.000 orang yang tersambar petir hanya akan ada satu orang yang selamat.

Sejak tahun 1942 hingga tahun 1977, seorang penjaga taman di Amerika Serikat bernama Roy Sullivan berhasil selamat dari sambaran petir. Padahal, ia sudah tersambar sebanyak tujuh kali.

Ia pun mendapat julukan "Human Conductor". Konduktor adalah sebutan untuk benda atau zat penghantar listrik.

Penjaga hutan bernama Roy C. Sullivan. (Sumber Wikipedia)

Dalam suatu kejadian sambaran, ia sedang ada dalam truk yang berperan seperti Sangkar Faraday, sehingga mengalihkan muatan listrik ke tanah. Saat sambaran lain, ia sedang berada dalam pos jaga.

Suatu saat, ia sedang mengumpat ke arah awan-awan dan saat itulah ia tersambar petir untuk ke lima dan enam kalinya.

Sambaran yang terakhir mungkin terhitung yang paling aneh. Ia sedang memancing dalam sebuah perahu dan harus berkelahi menantang seekor beruang yang mencoba mencuri ikan-ikan tangkapannya.

Semua kejadian sambaran itu terdokumentasikan, sehingga ia menjadi pusat pemberitaan dan terdaftar dalam Guinness Book of World Record sebagai manusia yang paling sering tersambar petir.

Namun, ia bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri pada 1983.

2. Manusia Kebal AIDS

Stephen Crohn dijuluki sebagai "Pria yang tak pernah tertular AIDS" oleh situs The Independent.

Pasalnya, pacar dan teman-teman terdekat Chrohn meninggal dunia akibat virus HIV.

Pada 1996 ia secara sukarela menawarkan dirinya disuntik dengan sel darah putih yang terpapar HIV. Dokter dibuat terpana lantaran pria asal New York itu tak terinfeksi virus HIV meski sang dokter sudah menggunakan konsentrasi yang ribuan kali lebih kuat dari apa pun di dalam tabung reaksi.

Walaupun sejumlah temannya sudah meninggal akibat penyakit tersebut, Crohn tetap sehat. Setelah bertahun-tahun kemudian, peneliti akhirnya tahu mengapa Crohn tak bisa tertular virus mematikan. HIV biasanya masuk ke sel-sel darah putih ke dalam dua reseptor. Namun, reseptor kedua Crohn cacat karena cacat genetik. Inilah yang menyelamatkan nyawa Crohn.

Pada 2013, Crohn meninggal di usia 66 tahun. Bukan karena efek virus HIV yang menyebar pada tubuhnya, melainkan karena bunuh diri.

3. Selamat dari Kanker, Meninggal karena Bullying

Bethany Thompson, penyintas kanker korban bullying (CNN/Paul Thompson)

Ada seorang gadis bernama Bethany Thompson asal Ohio, Amerika Serikat, yang selamat dari kanker otak yang sudah ia derita sejak balita.

Sejak usia 3 tahun, Bethany Thompson didiagnosis menderita tumor otak. Pada usia tersebut, ia harus berjuang hidup dengan menjalani perawatan radiasi. Meski sejak tahun 2008 dinyatakan bebas dari kanker, pengobatan yang dijalaninya mengubah senyuman gadis cilik itu.

Namun, selamat dari penyakit mematikan itu malah membuat gadis tersebut frustasi. Pasalnya. senyumnya yang tak lurus, juga rambutnya yang keriting, membuatnya menjadi korban perisakan.

Pada usia 11 tahun, Bethany mengaku tak tahan lagi. Hinaan dan ejekan yang diarahkan oleh teman-teman di Triad Middle School sudah keterlaluan dan melukai jiwanya.

Sang ibu, Wendy Feucht, menceritakan bahwa setelah jadi korban olok-olok pada Rabu, 19 Oktober 2016, kepada sahabatnya, Bethany mengaku tak sanggup lagi. Ia berniat bunuh diri.

Hari itu juga, siswi kelas 6 asal Cable, Ohio, itu mengakhiri hidupnya.

Sebelumnya, ayah sahabatnya berupaya menghubungi ibu Bethany untuk memberitahukan rencana mengerikan itu. Namun, upayanya terlambat.

Bethany menemukan senjata yang disimpan di dalam rumahnya. Lalu dengan sekali tembakan, hidupnya berakhir.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya