Liputan6.com, Beirut - Pasukan Lebanon, Suriah, dan Hizbullah mengumumkan gencatan senjata dengan ISIS pada 27 Agustus 2017. Penghentian konflik bersenjata itu terjadi setelah ketiga kelompok itu melakukan operasi militer melawan militan ISIS di perbatasan Suriah - Lebanon sejak beberapa pekan lalu.
Baik Lebanon dan Hizbullah memiliki agenda yang berbeda dalam gencatan senjata itu.
Militer Lebanon mengumumkan gencatan senjata dengan ISIS di medan pertempuran di wilayah timur laut yang berbatasan dengan Suriah, pada 27 Agustus pukul 07.00 waktu setempat.
Advertisement
Baca Juga
Bagi pihak Lebanon, gencatan senjata dilakukan untuk mengambil sejumlah jasad yang diduga merupakan jenazah tentara yang ditahan oleh militan ISIS pada tiga tahun lalu. Demikian seperti dikutip dari The New York Times, Senin (28/8/2017).
Jasad yang berjumlah sekitar 6 orang itu akan diidentifikasi oleh otoritas pemerintah Lebanon. Sehingga untuk sementara, belum diketahui apakah jenazah itu merupakan para tentara Lebanon yang diculik oleh militan ISIS pada tiga tahun lalu.
"Belum dapat dikonfirmasi apakah jasad itu merupakan anggota militer Lebanon. Namun kami yakin ada kemungkinan besar itu adalah personel yang dimaksud," jelas Jenderal Abbas Ibrahim, Ketua Badan Intelijen Lebanon kepada media pemerintah.
Sedangkan pada waktu yang sama, Hizbullah turut mengumumkan gencatan senjata dengan ISIS. Akan tetapi, peristiwa itu terjadi di area pertempuran yang berbeda dengan pasukan Lebanon.
Media Hizbullah, Al Manar TV, menyebut, "gencatan senjata dilakukan atas kesepakatan kedua belah pihak untuk menghentikan pertempuran di Qalamoun barat melawan ISIS."
Gencatan senjata itu dilakukan untuk mengambil lima jasad paramiliter Hizbullah yang ditahan oleh organisasi teroris tersebut. Al Manar TV juga menambahkan, identifikasi akan dilakukan terhadap lima jenazah itu untuk memastikan identitas mereka yang sebenarnya.
Pertempuran Melawan ISIS di Perbatasan Lebanon - Suriah
Pasukan pemerintah Lebanon yang didukung oleh Amerika Serikat telah bertempur melawan militan ISIS di Ras Baalbek, sebuah kota di timur laut dan dekat dengan perbatasan Suriah, sejak beberapa pekan lalu.
Sementara itu, pada waktu yang nyaris bersamaan, kelompok Hizbullah yang didukung oleh militer pemerintah Suriah menggempur Daesh (nama lain ISIS) di wilayah Qalamoun, Lebanon barat.
Operasi militer sporadis yang dilakukan keduanya menuai hasil yang cukup signifikan, demikian menurut Al Jazeera. Berdasarkan laporan dari Lebanon dan Hizbullah, ISIS di area tersebut semakin terdesak dan perlahan mundur kembali ke Suriah.
"Teroris ISIS telah mengalami kebingungan di medan pertempuran dan mereka nampak berusaha melarikan diri dari tempat semula," jelas pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah seperti yang dilaporkan Syrian Arab News Agency.
Akan tetapi, baik pemerintah Lebanon dan pemimpin Hizbullah mengklaim, meski melawan musuh yang sama, tak berarti kedua kelompok menjadi koalisi militer, mengingat riwayat relasi politik keduanya yang cukup sensitif.
Simak pula video berikut ini
Advertisement