Liputan6.com, Pyongyang - Uji coba bom hidrogen Korea Utara pada 3 September 2017 diyakini menyebabkan sejumlah tanah longsor. Hal tersebut didasarkan pada sejumlah citra satelit setelah uji coba itu dilangsungkan.
Uji coba tersebut dilakukan di situs uji coba nuklir Punggye-ri yang berlokasi di bawah tanah.
Dikutip dari BBC, Rabu (6/9/2017), kelompok analis yang berfokus pada isu Korea Utara, 38 North, mempublikasikan sejumlah gambar yang memperlihatkan sejumlah efek di situs tersebut setelah uji coba bom tersebut dilakukan.
Advertisement
Baca Juga
Saat bom hidrogen diledakkan, gempa 6,3 skala Richter dirasakan di sepanjang perbatasan Korea Utara dengan China.
Kelompok 38 North mengatakan, citra satelit itu memperlihatkan sejumlah longsor serta banyak tanah yang hancur akibat gempa tersebut.
Menurut kelompok itu, hal tersebut dapat dilihat di dekat Gunung Mantap, titik tertinggi di situs uji coba itu.
"Efek tersebut lebih parah dan luas dibanding lima uji coba yang dilakukan Korea Utara sebelumnya," ujar 38 North dalam situsnya.
Sejumlah ahli meyakini bahwa uji coba bom nuklir itu menyebabkan runtuhnya terowongan bawah tanah di Punggye-ri, Korea Utara.
Bom 3 September itu diyakini berkekuatan 50 hingga 120 kiloton. Kekuatan tersebut, tiga kali lebih besar dibanding bom yang yang menghancurkan Hiroshima pada 1945.
Berdasarkan laporan South China Morning Post, awal pekan ini ilmuwan China memperingatkan bahwa Gunung Mantap akan melepaskan radiasi jika uji coba nuklir kembali dilakukan.
Uji Coba Bom Hidrogen Korea Utara
Korea Utara mengumumkan kesuksesannya dalam melakukan uji coba bom hidrogen pada Minggu, 3 September waktu setempat. Hal tersebut disampaikan oleh media pemerintah negara Korut.
"Korea Utara sukses melakukan uji coba sebuah bom hidrogen pada rudal balistik antarbenua (ICBM)," demikian pengumuman yang disampaikan pembaca berita veteran Ri Chun-hee seperti dilansir CNN.
Sebelumnya, pejabat Jepang dan Korea Selatan telah lebih dulu mengungkapkan hal tesebut setelah otoritas terkait mendeteksi gempa buatan yang terjadi di dekat situs uji coba nuklir Korut.
Seperti dilansir dari The Washington Post, Badan Survei Geologi AS (USGS) mengatakan, pihaknya mencatat gempa berskala 6,3 skala Richter terjadi pada Minggu waktu setempat di dekat lokasi uji coba nuklir Korut di Punggye-ri. Getaran lindu terasa hingga utara China dan sirene darurat dilaporkan berbunyi di Yanji, dekat perbatasan Korut.
Pihak berwenang Korea Selatan mengungkapkan bahwa gempa tersebut merupakan guncangan buatan, mirip dengan ciri uji coba nuklir. Sementara itu, pihak Kementerian Luar Negeri Jepang sejak awal telah menyimpulkan bahwa Korut memang melakukan uji coba nuklir.
Sebenarnya, para analis telah memprediksikan uji coba nuklir ini setelah Korut mengumumkan pihaknya telah mengembangkan sebuah bom nuklir yang lebih maju dengan daya musnah yang hebat. Namun, tidak ada yang menduga bahwa hal ini akan berlangsung segera setelah pengumuman tersebut.
Pengumuman Korut itu disertai dengan foto-foto Kim Jong-un tengah meninjau apa yang diklaim Korut sebagai bom hidrogen atau yang akrab pula disebut bom-h. Senjata itu diakui Korut dapat dilekatkan pada rudal yang mampu mencapai daratan AS.
"Semua komponen bom-h adalah buatan dalam negeri sehingga Korut dapat menghasilkan senjata nuklir yang kuat sebanyak yang diinginkan," demikian laporan kantor berita Korut, KCNA, mengutip pernyataan Kim Jong-un.
Â
Saksikan video berikut ini:
Advertisement