Korea Utara Umumkan Kemajuan dalam Pengembangan Bom Hidrogen

Korea Utara mengklaim telah mengembangkan bom hidrogen yang daya musnahnya jauh lebih dahsyat dibandingkan bom atom.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Sep 2017, 09:29 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2017, 09:29 WIB
Menurut KCNA, dalam gambar ini Kim Jong-un tengah meninjau perkembangan bom hidrogen di sebuah lokasi yang dirahasiakan
Menurut KCNA, dalam gambar ini Kim Jong-un tengah meninjau perkembangan bom hidrogen di sebuah lokasi yang dirahasiakan (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara berhasil mencatat kemajuan terkait senjata nuklirnya. Demikian laporan yang dirilis kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

Seperti dikutip dari CNN pada Minggu (3/9/2017), dalam laporan Bahasa Inggrisnya, KCNA menggambarkannya sebagai "nuke" atau senjata nuklir, namun dalam Bahasa Korea, media itu menyebutnya "bom hidrogen" atau kerap disingkap bom-H.

"Selama berkunjung ke Institute Senjata Nuklir, Pemimpin Korut Kim Jong-un menyaksikan sebuah bom hidrogen dimuat ke peluru kendali balistik antarbenua (ICBM) baru," ungkap laporan KCNA.

Kim Jong-un diklaim tengah meninjau bom hidrogen yang mampu dimuat dalam rudal balistik antarbenua (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Media corong Korut tersebut menambahkan, "Bom-H, kekuatan peledak yang dapat disesuaikan dari puluhan kiloton menjadi ratusan kiloton adalah senjata termonuklir yang sangat fungsional dengan daya musnah yang sangat hebat. Bahkan bisa diledakkan pada ketinggian demi serangan energi elektromagnetik super pada target strategis".

Seperti dilansir BBC, laporan KCNA tersebut disertai dengan gambar di mana Kim Jong-un tengah memeriksa apa yang diklaim sebagai bom-H.

Ini merupakan kabar teranyar soal perkembangan program nuklir Korut setelah pekan lalu negara itu meluncurkan rudal jarak menengah yang diidentifikasi sebagai Hwasong-12.

Rudal tersebut terbang melintasi langit Jepang sebelum akhirnya jatuh di Samudra Pasifik. Peristiwa ini sontak memperburuk ketegangan antara Korut dan Amerika Serikat serta sekutunya, Jepang dan Korea Selatan.

Sanksi Tak Mempan?

Korea Utara sebelumnya sempat mengklaim telah membuat miniatur senjata nuklir. Namun, hal ini diragukan para ahli. Di lain sisi, ada pula skeptisisme tentang pengakuan Korut yang telah mengembangkan bom hidrogen.

Bom-H lebih kuat dibanding bom atom. Ini disebabkan karena bom hidrogen memanfaatkan energi dari reaksi fisi --pembelahan atom-- nuklir utama untuk memadatkan dan membakar reaksi fusi --penggabungan atom-- nuklir kedua. Hasilnya adalah sebuah ledakan yang lebih dahsyat dibandingkan dengan ledakan yang dihasilkan oleh senjata-senjata fisi satu tahap.

Disebut sebagai bom hidrogen karena senjata tersebut menggunakan reaksi fusi pada isotop hidrogen.

Berbagai sanksi yang dijatuhkan Dewan Keamanan PBB hingga kini belum mampu membuat Korut menghentikan program nuklirnya.

Sanksi teranyar sekaligus terberat diumumkan pada awal Agustus 2017 di mana menargetkan sektor keuangan negara tersebut melalui larangan ekspor dan pembatasan investasi.

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley mengatakan, sanksi tersebut merupakan "yang paling keras terhadap sebuah negara dalam beberapa tahun terakhir". Sanksi ini disetujui dengan bulat oleh anggota DK PBB termasuk, China yang selama ini dikenal sebagai sekutu utama Pyongyang.

 

Saksikan video berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya