Liputan6.com, Cologne - Otoritas Bandara Konrad Adenauer Cologne, Jerman terpaksa membatalkan satu penerbangan menuju Istanbul setelah menerima laporan ancaman bom.
Sekitar 111 penumpang yang semula telah duduk rapi di maskapai Turkish Airlines digiring keluar oleh pihak keamanan yang ingin memastikan kebenaran tersebut.
Dikutip dari laman Deutsche Welle, Jumat (15/9/2017), pesawat yang semula direncanakan lepas landas dari Cologne menuju Istanbul tersebut terpaksa dibatalkan setelah pihak maskapai Turkish Airlines menerima telepon dari orang yang tak dikenal.
Advertisement
Penerbangan tersebut dijadwalkan akan berangkat dari Bandara Jerman pada pukul 10.00 waktu setempat, Kamis, 14 September 2017
Dalam sambungan telepon tersebut, oknum tersebut mengatakan bahwa pesawat yang akan berangkat telah diselipi bom.
Baca Juga
Setelah dilakukan penggeledahan, tim keamanan yang dibantu oleh anjing pelacak tak menemukan adanya indikasi bom pada pesawat tersebut.
Hal ini pun langsung disampaikan oleh polisi setempat melalui akun Twitter resminya.
"Tindakan selesai dilakukan, polisi telah memeriksa pesawat yang semula dilaporkan menerima ancaman bom," tulis akun @bpol_nrw.
Pihak berwenang tak memberi informasi tambahan tentang asal-usul panggilan berupa ancaman dari anonim yang tak bertanggung jawab tersebut.
Namun, ujar pihak kepolisian, dari panggilan telepon yang telah diterima terlihat jelas bahwa pelaku menargetkan Turkish Airlines.
Setelah diinvestigasi lebih lanjut dan tak menemukan adanya ancaman bom, Turkish Airlines pun diperbolehkan terbang pada pukul 14.00 waktu Cologne.
Ancaman Bom Hoax di Virgin Airlines
Ancaman bom hoax kerap terjadi pada penerbangan. Yang terbaru menimpa penerbangan Virgin Airlines, pada Juni 2017.
Para penumpang pesawat Virgin Airlines dievakuasi gara-gara ada ancaman bom yang ditulis di kertas untuk pembuang muntah. Benda itu ditemukan di area toilet pesawat dan dinyatakan hoax bukan bom.
"Itu hanya ulah seseorang yang sangat konyol," kata juru bicara polisi kemudian seperti dikutip dari News.com.au.
"Itu bukan ancaman bom sama sekali. Tak terkait teror, hanya sesuatu yang memprihatinkan dan kami ingin memastikan itu baik-baik saja," jelas pihak kepolisian.
Kendati demikian, para penumpang dilaporkan melompat dari ketinggian lebih dari satu meter ke aspal di Bandara Albury, Australia, pada Selasa pagi sekitar pukul 09.30 waktu setempat -- tak lama setelah pesawat turboprop itu mendarat.
Langkah itu dilakukan karena para penumpang kabarnya diberi tahu awak kapal untuk meninggalkan bagasi dan melompat sekitar 1,2 meter dari pintu keluar ke aspal.
"Evakuasi, tinggalkan semua barang-barang Anda, melompat keluar jendela...," ujar salah satu pensiunan pekerja di Sydney, Wendy Willett.
Penumpang lain juga mengaku mendengar ada yang meminta evakuasi tersebut. "Tinggalkan bagasi, keluar dan lari, lari, lari."
Namun, seorang juru bicara Virgin Airlines mengatakan kru membantah telah meminta penumpang melompat.
Polisi New South Wals (NSW) mengatakan, layanan darurat dihubungi setelah ditemukan catatan ancaman bom di area toilet pesawat. Tak lama kemudian, seorang penumpang di kapal terbang rute penerbangan dari Sydney ke Albury.
Ia kemudian dibawa ke kantor polisi Albury.
Polisi setempat mengucapkan selamat kepada awak kabin dan penumpang atas proses evakuasi yang berjalan cepat.
"Pesawat itu mendarat pukul 9.35, dan dalam waktu lima menit pesawat dan penghuni aman," kata komandan polisi Albury, Inspektur Evan Quarmby.
"Semua penghuni pesawat dievakuasi dengan selamat, sangat efisien dan harus diberikan selamat pada semua bantuan yang mereka berikan ke polisi pagi ini."
Melalui sebuah pernyataan, Virgin Australia mengatakan bahwa penerbangan VA1174 mendarat dengan selamat.
Simak video pilihan di bawah ini:
Advertisement