Politikus Afsel Mandi Tiga Hari Sekali, Ini Alasannya

Helen Zille mengejutkan banyak orang dengan klaim bahwa ia mandi tiga hari sekali.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Sep 2017, 09:12 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2017, 09:12 WIB
Politikus Afrika Selatan Helen Zille
Politikus Afrika Selatan Helen Zille (AP)

Liputan6.com, Cape Town - Kepala Daerah Western Cape, Helen Zille, mengungkapkan bahwa ia hanya mandi tiga hari sekali.

Alasannya, Western Cape di Afrika Selatan yang terkenal dengan perkebunan anggur, pegunungan, dan pantai telah mengalami kekurangan air parah sejak tahun lalu akibat menderita kekeringan.

"Saya mandi sebentar, setiap tiga hari sekali, dan sisanya bersih-bersih di wastafel. Saya biasanya mencuci rambut setiap hari, tapi sekarang hanya saat mandi," tulis Zille dalam sebuah kolom seperti dikutip dari BBC pada Sabtu (23/9/2017).

"Saya menganggap rambut berminyak pada masa kekeringan layaknya mobil yang berdebu".

Meski dengan alasan demikian, Zille yang merupakan pendiri Aliansi Demokratik (DA) tetap saja mengejutkan banyak orang dengan jadwal mandinya.

Sosok Zille sendiri tidak asing dengan kontroversi. Belum lama ini ia berkicau melalui Twitter bahwa ada sejumlah aspek positif dari kolonialisme.

Zille belum lama ini menolak artikel yang dimuat TimesLive yang memicu pertanyaan tentang penggunaan uang pajak untuk memasang sistem pemurnian air di kediaman resminya di Cape Town.

Sedikit putus asa ia mengatakan bahwa dirinya serius mengatasi persoalan krisis air. "Saya dan suami saya... kami mencoba menggunakan sedikit mungkin air, sehingga kadang saya khawatir soal konsekuensi higienis dan estetika".

Bagi kelas menengah Afrika Selatan, waktu mandi bukanlah persoalan. Namun, mereka yang tinggal di permukiman informal di Cape Town sangat bergantung pada keran umum. Adapun rumah tangga yang berpendapatan rendah biasanya memiliki air yang mengalir di rumah-rumah mereka.

Rata-rata tingkat air bendungan di Western Cape adalah 35 persen, turun signifikan dari 61 persen pada periode yang sama tahun lalu. Demikian menurut departemen urusan air provinsi tersebut.

Akibatnya, berlaku aturan "batasan tingkat lima" dalam penggunaan air saat ini dengan masing-masing enam juta penduduknya diizinkan untuk menggunakan tidak lebih dari 87 liter per hari. Sementara itu, menurut sebuah penelitian, rata-rata mandi delapan menit menggunakan 62 liter air.

Mereka yang menggunakan air terlalu banyak akan menghadapi kemungkinan denda. Tindakan lebih keras akan dilakukan dalam kasus tertentu. Walau demikian, tetap saja sejumlah warga dan pelaku bisnis tidak mematuhi aturan baru tersebut.

Provinsi ini sekarang mencari investasi dalam metode alternatif penyediaan air bersih, termasuk daur ulang dan ekstraksi air tanah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya