Benarkah Sandwich Menjadi Pemicu Perang Dunia I?

Suatu teori berisi dugaan bahwa roti lapis (sandwich) menjadi akar permasalahan pemicu Perang Dunia I mengemuka. Benarkah demikian?

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 05 Okt 2017, 20:40 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2017, 20:40 WIB
Pangeran Franz Ferdinand
Pangeran Franz Ferdinand dan istrinya, Sophie, sekitar 1 jam sebelum ditembak mati oleh nasionalis Serbia. (Sumber Public Broadcasting Service)

Liputan6.com, Jakarta - Pembunuhan Pangeran (Archduke) Franz Ferdinand pada 28 Juni 1914 dikisahkan menjadi penyulut mulainya rentetan kejadian pemicu perang besar.

Peristiwa tersebut disebutkan telah menyeret Kekaisaran Austria-Hungaria yang saat itu sedang runtuh, untuk berhadapan dengan Serbia. Sehingga menyeret Eropa ke dalam Perang Dunia I, yang puluhan tahun kemudian menjelma menjadi Perang Dunia II.

Tapi, apakah pembunuhan itu menjadi alasan sebenarnya?

Dikutip dari News.com.au pada Kamis (5/10/2017), disebutkan bahwa mengemuka suatu teori baru berisi dugaan bahwa sandwich alias roti lapis lah yang sebenarnya menjadi akar permasalahan.

Para ahli sejarah menduga bahwa Gavrilo Princip (19) yang membunuh sang Pangeran, rehat sejenak untuk makan siang sebelum melakukan pembunuhan di luar warung makan (delicatessen) Schiller's.

Menurut ahli-ahli sejarah itu, seandainya Princip tak mampir untuk membeli roti lapis itu, ia tidak akan berada di tempat yang tepat untuk membunuh Franz Ferdinand.

Mike Dash mengungkapkan dalam kalimat singkat dalam Smithsonian Magazine demikian, "Tak ada sandwich, tak ada penembakan. Tak ada penembakan, tak ada perang."

Sepengetahuan Dash, teori tersebut pertama kalinya mulai beredar pada 2003 dan semakin bergaung hingga sekarang.

Namun demikian, walaupun terdengar menarik, ia mengatakan ada beberapa kekurangan dalam cerita tersebut. "Jelas tidak betul."

"Bukan karena versi modern tidak secara luas mengandalkan fakta-faktanya, bahkan bukan tidak mungkin Princip memang rehat untuk makan sejenak."

"Tidak, masalahnya adalah cerita itu kurang rapih -- apalagi karena sandwich itu khas makanan Anglo-Amerika."

"Saya sukar percaya bahwa sandwich telah disajikan dalam menu Bosnia sejak 1914."

Ia menduga bahwa selentingan itu bermula dari dokumenter buatan Inggris berjudul "The Days that Shook the World" (1975).

Sekitar menit ke-5, ulasannya berbunyi, "Gavrilo Princip baru saja menyantap sandwich dan sekarang berdiri di luar kedai Schiller's...benar-benar kebetulan, takdir membawa si pembunuh dan sasarannya hanya terpisah 3 meter."

Penulis dokumenter itu, Richard Bond, disebutkan telah menjelaskan kepada Smithsonian bahwa penelitiannya dilakukan dengan cermat, termasuk sumber-sumber dalam beberapa bahasa.

Katanya, "Mungkin saja kata sandwich merupakan terjemahan sehari-hari yang muncul dalam sumber-sumber itu."

 

Calon Pembunuh yang Sembrono

Gavrilo  Princip (19) adalah seorang nasionalis Serbia yang membunuh penerus takhta Austria-Hungaria. Bagi bangsa Serbia, ia adalah seorang pahlawan pembebasan. (Sumber National Public Radio)

Menurut pemeriksaan fakta di thewrap.com, kebetulannya berlanjut terus. Phil Hornshaw menulis salah satu dari 7 calon pembunuh yang ingin membunuh sang Pangeran telah sembrono dalam upayanya meledakkan mobil Pangeran dengan sebuah granat.

Sumbu peledak disebut-sebut terbakar terlalu lambat sehingga granat terpental dari kendaraan, jatuh ke tanah lalu meledak. Ledakan itu mencederai beberapa prajurit, tapi Franz Ferdinand lolos tanpa masalah.

Kejadian itu memaksa Pangeran Franz Ferdinand untuk beralih dari rute sebenarnya bagi rombongan kendaraan untuk melewati Sarajevo.

Sang Pangeran dilaporkan berharap bisa ke rumah sakit untuk bertemu dengan prajurit-prajuritnya yang cedera. Ternyata, iringan kendaraan malah melewati kedai Schiller's.

Ia kemudian kembali ke rute aslinya, sehingga tepat mengarah ke posisi utama Gavrilo Princip yang sedang di luar kedai.

Karena semua detail besar alur cerita cocok dengan catatan-catatan sejarah, mungkin teori kudapan pemicu pembunuhan itu boleh jadi ada benarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya