Liputan6.com, Baghdad - Pasukan Irak mengklaim bahwa pihaknya telah menguasai sepenuhnya kota Kirkuk yang sebelumnya dikendalikan pasukan Peshmerga. Pemerintah federal di Baghdad dan sumber-sumber di dalam kota mengklaim bahwa pasukan Irak telah berhasil merebut kantor gubernur yang berlokasi di pusat kota.
Lusinan Humvee dari pasukan anti-terorisme Irak yang dilatih Amerika Serikat tiba di kantor gubernur dan langsung mengambil posisi di sekitarnya. Demikian seperti dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (17/10/2017).
Langkah yang diklaim sebagai kemajuan tersebut merupakan bagian dari operasi besar untuk merebut kembali provinsi itu di tengah perselisihan yang meningkat jelang referendum Kurdi pada 25 September lalu. Sejauh ini, Baghdad menyebut bahwa usaha warga Kurdistan untuk memisahkan diri ilegal.
Advertisement
Pada hari Senin, tentara Irak menjelaskan bahwa pihaknya telah menguasai bandara di Kirkuk, di samping ladang minyak, pangkalan militer K1 yang strategis dan distrik Taza Khormatu di tenggara Kirkuk.
Saat tentara Irak maju ke Kirkuk, ribuan orang termasuk di antaranya warga sipil dan anggota Peshmerga melarikan diri dari kota multietnis tersebut. Kirkuk diketahui "menampung" sekitar satu juta orang Arab, Kurdi, Turkmen dan Kristen.
Baca Juga
Pasukan Peshmerga sebelumnya telah bersumpah akan mempertahankan Kirkuk dan selama tiga hari mereka "terkunci" dalam sebuah pertarungan hebat dengan pasukan Irak sekutunya yang tergabung dalam Popular Mobilisation Forces (PMF) di pinggiran kota.
Jatuhnya Kirkuk ke tangan pasukan Irak cukup mengejutkan karena terjadi dalam kurun 15 jam.
Pasukan Peshmerga menguasai Kirkuk yang kaya minyak setelah tentara Irak melarikan diri dari gempuran ISIS pada tahun 2014. Dan sejak saat itu, belum ada kesepakatan antara Peshmerga dan Baghdad.
Yang ada ketegangan malah terus berlanjut, hingga akhirnya referendum digelar pada September lalu dan menghasilkan kesimpulan bahwa warga Kurdistan Irak ingin memisahkan diri.
Tak lama setelah referendum tersebut, parlemen Irak meminta Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi untuk mengirim pasukan ke Kirkuk dan mengambil alih kendali ladang minyak di wilayah tersebut.
Dongkrak Harga Minyak
Provinsi Kirkuk adalah satu dari dua wilayah penghasil minyak utama di Irak, yang diyakini memiliki sekitar empat persen sumber minyak dunia. Kendati demikian, sebagian besar warga Turkmen dan Arab yang menghuni Kirkuk memboikot referendum tersebut.
Sementara itu, pihak Peshmerga menegaskan bahwa pemerintah Irak akan membayar dengan harga mahal atas operasi militer di Kirkuk. Mereka menggambarkan tindakan militer tersebut sebagai deklarasi perang melawan negara Kurdistan.
Kabar jatuhnya Kirkuk ke tangan pasukan Irak berdampak pada naiknya harga minyak mentah sebesar 1 persen dalam penutupan perdagangan Senin atau Selasa pagi waktu Indonesia.
Harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan harga dunia naik 65 sen atau 1,1 persen menjadi US$ 57,82 per barel. Sementara harga minyak mentah AS berakhir naik 42 sen atau 0,8 persen ke angka US$ 51,87 per barel.
Aksi militer Irak ini langsung memotong pasokan minyak mentah dari produsen minyak kedua terbesar dalam organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC).
Advertisement