Liputan6.com, Shanghai - Kabar meninggalnya seorang model cantik asal Rusia memicu kegeraman netizen. Pasalnya, penyebab meninggalnya diduga karena bekerja terlalu lelah saat ia ditugaskan sebagi model di China.
Model berusia 14 tahun itu, Vlada Dzyuba, meninggal pada Jumat, 27 Oktober 2017 setelah berpartisipasi dalam Shanghai Fashion Week.
Namun, agensi model asal Shanghai tempatnya bernanung, ESSE Model Management, menyangkal bahwa kematian Vlada akibat kelelahan. Agensi itu menyebut bahwa Vlada merupakan remaja riang yang menikmati pekerjaannya.
Advertisement
"Dia adalah gadis yang bersemangat, dia suka makan, dia suka makan keripik, seperti remaja lainnya," ujar Agen Utama ESSE, Carrie Fang, yang ada di sisi Vlada saat meninggal.
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Selasa (31/10/2017), banyak model asing di China berasal dari negara-negara pecahan Uni Soviet. Negeri Tirai Bambu itu mengizinkan anak-anak berusia di bawah 16 tahun bekerja di industri tertentu.
Menurut sejumlah laporan, Vlada mulai merasa pusing dan akhirnya dibawa ke rumah sakit di Shanghai pada 25 Oktober 2017. Ia meninggal pada Jumat setelah mengalami sejumlah kegagalan organ setelah kondisinya memburuk dengan cepat.
Surat kabar pemerintah, Global Times, mengatakan bahwa Vlada meninggal karena keracunan darah. Sementara itu surat kabar Rusia, Siberian Times, menduga bahwa remaja asal kota Perm itu meninggal akibat meningitis.
Dikatakan bahwa meningitisnya diperparah dengan kelelahan setelah melakukan peragaan busana yang 'melelahkan' di Shanghai.
Menurut surat kabar itu, suhu Vlada memuncak sesaat sebelum ia menaiki catwalk. Sejumlah pihak menuding bahwa remaja itu terjebak dalam kontrak kerja paksa dan terlalu takut meminta perawatan medis.
Moskow bertekad meminta penjelasan tentang kondisi model cantik itu selama ia tinggal di China.
Mengadu kepada Ibu
Ibu model cantik itu, Oksana, terhenyak mendengar kabar tersebut. "Ia menelepon saya dan mengatakan, 'Mama, aku lelah sekali. Aku sangat ingin tidur'," ujar Oksana.
"Itu pasti awal mula ia sakit. Dan kemudian suhunya naik. Saya sendiri tidak tidur dan terus menelepon dia untuk memintanya pergi ke rumah sakit."
Sebelum putrinya meninggal, Oksana telah mencoba mendapatkan visa agar bisa menyusul ke China.
Sementara itu, Elvira Zaitseva, kepala agensi permodelan di Perm, Rusia, yang membawa remaja itu ke China mengatakan, "Tidak seorang pun menduga akan berakibat demikian."
"Kita sekarang menuai apa yang kita tabur."
Zaitseva mengaku tidak memeriksa kontrak untuk Vlada atau apakah remaja itu memiliki asuransi kesehatan yang memadai.
Pavel Mikov, Ombudsman HAM di Perm, secara pribadi turun tangan untuk menyelidiki kematian remaja tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement