Ngeri... Salamander Raksasa Ini Bersembunyi di Pipa Rumah

Wu Shuying, pemilik rumah tersebut mengklaim bahwa salamander raksasa yang terancam punah itu terjebak di dalam rumahnya selama dua tahun.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 23 Nov 2017, 20:40 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2017, 20:40 WIB
Ilustrasi salamander (iStock)
Ilustrasi salamander (iStock)

Liputan6.com, Beijing - Seekor salamander raksasa yang sangat langka ditemukan tengah terperangkap di dalam sebuah pipa limbah rumah milik seorang wanita asal China.

Wu Shuying, pemilik rumah tersebut mengklaim bahwa hewan yang terancam punah itu terjebak di dalam rumahnya selama dua tahun.

Dilansir dari laman Daily Mail, (23/11/2017), salamander adalah amfibi berpenampilan mirip kadal, dengan tubuh ramping, hidung pendek, dan ekor yang panjang.

Wanita berusia 51 tahun itu mengatakan, salamander raksasa tersebut pertama kali ditemukan oleh suaminya yang sedang memperbaiki pipa pembuangan yang tersumbat.

Sang suami pun juga memberi keterangan bahwa hewan itu memiliki panjang tubuh sekitar 80 sentimeter, lebar 20 sentimeter dan berat mencapai 5,4 kilogram.

Akibat pipa yang terlalu kecil, sepasang suami istri tersebut hendak mengganti pipa dengan ukuran yang jauh lebih besar.

Setelah berhasil diamankan, oleh Wu, salamander itu dimasukkan ke dalam sebuah bak cuci berukuran besar. Namun, saat seluruh anggota keluarga tertidur pulas, Wu mendengar ada suara menyerupai anak bayi tengah menangis di belakang rumah.

Saat diperiksa, hewan tersebut sudah kabur dari bak cucian dan berada di halaman belakang rumah. Untuk itu, Wu kembali mengambil salamander untuk dimasukkan ke tempat semula. Agar tak keluar, Wu menutup bak tersebut dengan papan kayu.

 

Diserahkan Kepada Perlindungan Satwa Liar

Dengan berbagai pertimbangan, Wu dan sang suami langsung mengantarkan salamander itu ke pihak pihak perlindungan satwa liar.

Juru bicara badan perlindungan satwa liar tersebut menduga, salamander itu berasal dari waduk Shagang. Ia juga mangatakan bahwa hewan ini harus segera dilindungi. Pasalnya, oleh sebagian orang, salamander dianggap sebagai hewan yang lezat dan kerap dijadikan santapan.

Populasi hewan itu pun dikatakan mengalami penurunan yang sangat drastis. Terbukti dari perburuan salamander yang terus dilakukan oleh beberapa oknum dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.

Pada tahun 2015, seorang pejabat China diselidiki karena dilaporkan telah memakan salamander raksasa untuk sajian makan mewah di Shenzen.

Konon, salamander diyakini oleh beberapa orang memiliki manfaat anti-penuaan. Meski tidak ada bukti ilmiah yang dapat mendukung hal ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya