Liputan6.com, Washington, DC - Tak punya pekerjaan, lulusan universitas, dan fasih berbahasa Korea? Lembaga intelijen AS, Central Intelligence Agency CIA, butuh orang semacam itu. Selama... tentunya, Anda warga negara AS.
Dinas mata-mata itu mengumumkan lowongan tersebut pada Senin 28 November lalu di Twitter. Unggahannya pun menjadi viral hingga akhir pekan ini. Demikian seperti dikutip dari Sputniknews pada Minggu (3/12/2017).
Meski Twitter CIA itu tidak menjelaskan mengapa lowongan itu dibuka, laman resmi institusi itu menyebut bahwa mereka membutuhkan entah itu pejabat di "Directorate of Operations Language "atau hanya seorang instruktur bahasa.
Advertisement
Baca Juga
Menurut situs CIA, pejabat bahasa itu harus memenuhi syarat 'mampu menerjemahkan dengan akurat, tepat dan berkualitas tinggi, serta mengintepretasikan bahasa terkait untuk mendukung operasi klandestin'.
Kemudian, lowongan itu menyebut, "LO (Language Officer) adalah kunci sukses operasi luar negeri, kontra-intelijen, siber dan operasi rahasia."
CIA mensyaratkan calon pejabat adalah seorang native atau setidaknya sangat fasih berbahasa Korea.
Kabar gembira lowongan lainnya, CIA tak hanya membuka LO Korea saja, tapi juga mencari mereka yang fasih berbahasa Arab, Mandari-China, Dari/Pashto, Persian/Farsi dan Rusia.
Jika terpilih, pegawai LO CIA itu akan ditempatkan di Washington DC atau di luar negeri.
Iklan lowongan pejabat bahasa Korea ini diumumkan oleh CIA hanya dua hari setelah Korea Utara meluncurkan uji coba rudal.
Pasca-peluncuran itu, Pyongyang mengumumkan bahwa mereka telah meng-update rudal versi Hwasong-15 yang mampu mencapai AS. Hal itu jelas membuat sejumlah kalangan ketar-ketir, termasuk CIA.
CIA Resmikan Satgas Khusus untuk Hadapi Korea Utara
Medio 2017, CIA meresmikan satgas khusus untuk hadapi Korea Utara. satuan tugas Korean Mission Center untuk menghadapi ancaman Kim Jong-un, persenjataan nuklir, dan misil balistik Korea Utara. Pembentukan satgas itu disampaikan langsung oleh badan spionase tersebut pada Rabu, 10 April 2017.
Pembentukan satgas tersebut dikhususkan untuk membantu menangani, memberdayakan aset, menaikkan kapabilitas, dan otoritas intelijen Negeri Paman Sam di Semenanjung Korea, seperti yang dilaporkan oleh pernyataan resmi CIA dan diwartakan oleh CNN, Kamis 11 Mei 2017 lalu. Korean Mission Center bermarkas di kantor pusat CIA di Langley, Virginia. Satgas itu diisi oleh analis dan petugas kawakan dalam isu Semenanjung Korea.
"Satgas baru itu akan diisi oleh petugas berpengalaman CIA dan diintegrasikan berdasarkan bekal keahlian dan pengetahuan tentang Korea Utara," ujar pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh CIA.
Menurut juru bicara CIA, pembentukan satgas itu juga merupakan langkah AS untuk menghadapi tantangan isu global yang dinamis.
"Negara kami (AS) kerap menghadapi ancaman yang dinamis, maka CIA harus berevolusi untuk siap akan hal tersebut," kata Fritz Horniak, juru bicara CIA.
Menurut mantan analis veteran CIA John Nixon, satgas itu dikhususkan untuk memberikan sitreps (situation reports/laporan situasi) mengenai isu Korea Utara kepada komunitas intelijen dan pemerintahan AS setiap dua kali selama 24 jam. Menurut Nixon, hal ini mengindikasikan pengawasan ketat yang dilakukan oleh Washington kepada Pyongyang.
"Membentuk Korean Mission Center mampu membuat CIA untuk menghadapi ancaman serius dari Korea Utara," ujar Direktur CIA Mike Pompeo.
Meski begitu, CIA tidak mengeluarkan keterangan yang menjelaskan bahwa pembentukan satgas Korean Mission Center memiliki keterkaitan langsung dengan sejumlah peristiwa penting yang sempat terjadi di Semenanjung Korea pada beberapa waktu lalu.
"Meski banyak sejumlah hal detil yang tidak dijelaskan, pembentukan satgas itu merupakan upaya restrukturisasi organisasi CIA terhadap situasi global terbaru. Pembentukan itu akan membutuhkan persiapan yang lama dan birokrasi yang rumit," ujar Bruce Klingner, mantan Kepala Divisi Korea untuk CIA yang saat ini menjadi peneliti untuk Heritage Foundation's Asian Studies Center.
Hingga saat ini, CIA memiliki 10 mission center yang terbagi dalam sejumlah kapasitas geografis. Wilayah Semenanjung Korea jatuh dalam wewenang Mission Center for East Asia and Pacific.
Korean Mission Center juga akan bekerja sama dengan badan spionase dari negara lain yang masuk dalam daftar sekutu AS. Adapun sekutu AS yang dekat dengan kawasan Korea Utara adalah Korea Selatan.
"Saya pikir (kerja sama dengan South Korean National Intelligence Service) akan sangat intens," ujar Klingner.
Menurut kantor berita The Sun pada 9 Mei 2017, angkatan bersenjata AS juga berencana akan membentuk satgas intelijen di Korea Utara. Satgas itu diberi nama Satuan 524, seperti yang dilansir oleh buletin US Eighth Army pada 9 Mei 2017.
Satuan tugas itu diduga akan melakukan penyusupan ke Korea Utara. Bak James Bond, sejumlah agen akan menyamar masuk ke dalam lingkaran Kim Jong-un dan melaporkan informasi ke pihak Amerika Serikat.
Advertisement