Liputan6.com, Pyongyang - Kalender tahun 2018 telah beredar di Korea Utara. Namun, ada satu produsen yang melakukan kesalahan fatal. Mereka menghapus hari lahir Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Setiap 8 Januari, rakyat Korea Utara merayakan hari nasional sebagai bentuk penghormatan terhadap hari lahir Kim Jong-un.
Baca Juga
Namun, kalender buatan Foreign Languages Publishing House mengubahnya dan menggantinya dengan hari kerja biasa atau weekday.
Advertisement
Meski demikian, hari lahir ayahnya, Kim Jong-il dan sang kakek, Kim Il Sung -- yang merupakan pendiri Korea Utara -- masih tetap dicantumkan dan diperingati sebagai hari nasional. Kalender 2018 ini sudah menyebar di restoran, pertokoan, toko buku, dan sebagainya.
Menurut keterangan sebuah sumber dari "orang dalam" Korea Utara, kelalaian tersebut disebabkan oleh menurunnya popularitas Kim Jong-un akhir-akhir ini. Tanpa alasan yang jelas, produsen percetakan tersebut juga menghapus Hari Ibu, yang juga ditetapkan sebagai hari nasional.
"Anda dapat melihat perubahan sikap rakyat melalui kasus ini. Seiring berjalannya waktu, kalender yang biasanya menunjukkan propaganda Ryomyong Street, panti asuhan dan Gunung Paektu menjadi kurang diminati," kata narasumber yang tak ingin disebutkan namanya itu kepada Daily NK, seperti dilansir Newsweek, Kamis (21/12/2017).
Kim Jong-un Eksekusi Pejabat Tinggi Militer Korea Utara
Salah satu pejabat top militer Korea Utara dilaporkan menghilang dari pantauan publik. Kabar itu memicu spekulasi bahwa yang bersangkutan telah dieksekusi.
Jenderal Hwang Pyong-so pernah menjadi lingkaran dalam Kim Jong-un dengan duduk di dalam Komite Sentral Partai Buruh Korea Utara. Hwang Pyong-so juga memegang posisi militer paling senior setelah Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata.
Seperti dikutip dari Telegraph pada Kamis (14/12), sebelum Hwang Pyong-so tidak disukai lagi oleh Kim Jong-un, sang jenderal merupakan satu dari empat pejabat top Korea Utara yang berfoto di samping sang pemimpin dalam uji coba nuklir keenam pada September 2017.
Hwang Pyong-so diyakini telah dikeluarkan dari keanggotaan partai, sementara wakilnya, Kim Won-hong, dilaporkan telah dikirim ke penjara. Hwang Pyong-so kabarnya belum terlihat di muka publik sejak 13 Oktober lalu.
"Jika Hwang Pyong-so benar-benar diusir dari Partai Buruh, secara praktis itu menandai akhir dari karier politiknya, kemungkinan juga hidupnya. Meski tidak diketahui apakah dia masih hidup atau justru sebaliknya," demikian laporan surat kabar Korea Selatan, JoongAng Ilbo.
Kabar terkait hilangnya Hwang Pyong-so pertama kali muncul pada November lalu dalam sebuah rapat dengar pendapat antara parlemen dan lembaga intelijen Korea Selatan (NIS).
Menurut laporan intelijen, Hwang Pyong-so dan Kim Won-hong telah menjadi target inspeksi dari politbiro menyusul tuduhan terkait "sikap tak senonoh" terhadap rezim.
Sumber di Korea Selatan mengatakan pada JoongAng Ilbo bahwa duo tersebut diduga terlibat tindak penyuapan. Akibatnya, Kim Jong-un memerintahkan agar keduanya dijatuhi hukuman "sebagai peringatan kepada orang lain".
Dalam skenario terburuk, nasib Hwang Pyong-so dan Kim Won-hong dinilai bisa berujung sama dengan Jang Song-thaek, paman Kim Jong-un. Jang Song-thaek ditangkap pada November 2013 sebelum akhirnya dieksekusi karena dianggap menentang partai.
Advertisement