AS Akan Berikan Senjata Misil Anti Tank untuk Ukraina

Rencana itu akan menandai babak baru intervensi AS di Ukraina yang tengah terlibat konflik dengan Rusia sejak 2014.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 25 Des 2017, 07:36 WIB
Diterbitkan 25 Des 2017, 07:36 WIB
Misil Javelin yang akan diberikan Amerika Serikat kepada Ukraina dalam beberapa waktu mendatang (Wikimedia Commons)
Misil Javelin yang akan diberikan Amerika Serikat kepada Ukraina dalam beberapa waktu mendatang (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Washington, DC - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengumumkan bahwa AS akan memasok sejumlah senjata anti-tank kepada Ukraina.

Rencana itu diungkap di tengah konflik bersenjata di Ukraina, antara pasukan pemerintah versus kelompok separatis yang didukung Rusia, yang telah berlangsung sejak 2014.

Pada Jumat, 22 Desember, Juru Bicara Kemlu AS Heather Nauert membeberkan bahwa Washington DC akan 'meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina', sebagai bagian dari 'upaya AS untuk membantu Ukraina membangun kapasitas pertahanan jangka panjangnya'. Demikian seperti dikutip dari CNN, Senin (25/12/2017).

Nauert melanjutkan bahwa bantuan dari Amerika Serikat itu juga ditujukan untuk 'memeprtahankan kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina serta mencegah agresi lebih lanjut (dari kelompok pro-Rusia)'.

"Bantuan AS sepenuhnya bersifat defensif. Ukraina adalah negara yang berdaulat dan memiliki hak untuk membela diri," lanjut pernyataan dari Nauert.

Di antara senjata yang dikirim adalah rudal anti-tank Javelin buatan Negeri Paman Sam, kata pejabat Kemlu AS.

Anggota Kongres dan pemerintah Ukraina yang didukung Amerika Serikat telah lama meminta senjata anti-tank untuk meningkatkan kapabilitas perjuangan Kiev dalam melawan kelompok separatis yang didukung Rusia.

Rusia Mengecam Langkah AS Memasok Senjata ke Ukraina

Konflik Ukraina
Para siswa merayap melewati rintangan di kamp paramiliter di Kiev, Ukraina, (8/7). Konflik yang terjadi di bagian timur Ukraina membuat beberapa orang tua sangat ingin memastikan anak-anak mereka siap jika perang. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan pada hari Sabtu, 23 Desember bahwa keputusan AS untuk memasok senjata kepada Ukraina 'jelas-jelas mendorong untuk pertumpahan darah baru' di kawasan.

Dalam sebuah pernyataan, Ryabkov mengatakan, "Senjata Amerika dapat menyebabkan korban baru di negara tetangga kita."

Ia menambahkan, "Amerika Serikat dalam pengertian tertentu telah melewati batas ... mendorong perang dan tidak bertindak sebagai perantara."

Sebagai bentuk respons, Senator AS Perwakilan Negara Bagian Arizona dari Partai Republik John McCain mengeluarkan pernyataan yang mendukung kebijakan pengiriman pasokan senjata ke Ukraina tersebut.

"Keputusan Presiden Trump untuk memberikan amunisi anti-tank Javelin ke Ukraina menandai langkah penting lainnya ke arah yang benar dan mengirimkan sinyal kuat bahwa Amerika Serikat akan berdiri oleh sekutu dan mitranya saat mereka berjuang untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial mereka," kata McCain.

Ia menambahkan, "Memberikan bantuan mematikan kepada Ukraina bukan berarti menentang perdamaian, namun sebagai langkah penting untuk mencapainya."

Dukungan serupa turut diutarakan oleh Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson.

Dalam sebuah pernyataan resmi dari Kemlu AS pada Jumat, 22 Desember, Tillerson menyampaikan 'Komitmen lebih lanjut AS untuk membantu Ukraikan.'

Suplai itu menandai babak baru dari krisis Ukraina-Rusia yang diprediksi akan memicu respons agresif dari Moskow.

Beberapa ahli mengatakan kepada bahwa Rusia mungkin dapat menggunakan kebijakan AS sebagai dalih untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang lebih agresif di Ukraina, menyusul invasi dan aneksasi wilayah Krimea pada tahun 2014.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya