Liputan6.com, Moskow - Rusia baru saja uji coba misil balistik interkontinental (ICBM), RS-12 M Topol. Misil itu berdesain baru, mampu mengirimkan hulu ledak nuklir dengan tepat ke target.
Uji coba ICBM ini terlihat di Eropa timur dan tengah pada 26 Desember 2017 lalu. Jejaknya mirip dengan roket miliarder Elon Musk pada AS minggu lalu.
Dikutip dari News.com.au pada Kamis (28/12/2017), meski jejak misil Rusia mirip jejak roket Musk, namun senjata ini bukan main-main. Moskow mengklaim ICBM milikinya mampu menerobos misil perisai pertahanan AS.
Advertisement
Baca Juga
Ketika Washington tengah fokus ke Korea Utara dengan membangun sistem pencegat THAAD, Patriot dan SM, Rusia dan China tidak tinggal diam dengan sistem persenjataan mereka.
Fokus Rusia dan China adalah perisai rudal AS 'pada akhirnya dapat menawarkan perlindungan kepada Washington', namun tidak bagi negara-negara sekitar yang mungkin terkena imbasnya jika Korea Utara nekat menyerang AS.
Dengan demikian, negara seperti Rusia juga mengembangkan misilnya untuk melindungi dirinya sendiri.
Mengutip kantor berita TASS, dilaporkan uji coba ICBM terbaru dilakukan di Kapustin Yar, dekat Kazakhstan. Namun, tak jelas targetnya jatuh ke mana.
"Selama tes tersebut, para ahli kami memperoleh data eksperimen yang akan digunakan untuk kepentingan pengembangan untuk mengatasi pertahanan rudal anti-balistik dan melengkapi perspektif pengelompokan rudal balistik Rusia," tulis TASS mengutip Kementerian Pertahanan Rusia.
Pada bulan September, Moskow mengumumkan telah melakukan tes ICBM Topol lainnya -- dalam hal ini diyakini mampu membawa senjata hipersonik baru.
Rudal Rusia Topol ICBM pertama kali dilakukan pada tahun 1997 dan sejak awal dirancang sulit untuk dicegat. Senjata itu sudah membawa sejumlah besar decoy/flare yang ditujukan untuk membingungkan radar pelacakan dan memiliki fitur untuk menutupi sinar infra merahnya.
Rusia Sukses Uji Coba Satan 2, Rudal Penyapu Satu Negara
Pada Oktober lalu, dunia dikejutkan dengan kekuatan rudal Satan 2. Kala itu, menurut Kementerian Pertahanan Negeri Rusia mereka melakukan uji coba pada Kamis, 26 Oktober 2017.
Misil yang juga dikenal dengan nama RS-28 Sarmat, diluncurkan dari Plestek Cosmodrome. Rudal itu mengudara sejauh 5.793 kilometer sebelum mengenai target di area uji coba Kura.
Dikutip dari Daily Mail, Oktober 2017, tiga kapal selam yang mampu membawa hulu ledak juga sukses melakukan uji coba rudal balistik. Sementara itu, tiga target di darat berhasil disasar dengan rudal jelajah.
Militer Rusia mengatakan, dua misil kapal selam diluncurkan di Laut Okhotsk, utara Jepang, yang dekat dengan Korea Utara. Sementara itu, misil ketiga diluncurkan dari Laut Barents, Samudra Arktik.
Selain itu, pesawat pengebom strategis Tu-160, Tu-95MC, dan Tu-22M3 juga lepas landas dari beberapa pangkalan udara Rusia dan meluncurkan rudal jelajah.
Rudal tersebut berhasil mengenai target darat di Kamchatka di Rusia timur, Republik Komi di utara, dan di medan militer Rusia di Kazakhstan.
"Pasukan militer Rusia telah melakukan latihan untuk mengelola kekuatan nuklir strategisnya," ujar Kemenhan Rusia dalam sebuah pernyataan.
"Seluruh tujuan latihan berhasil diselesaikan," imbuh pernyataan tersebut.
Menurut militer Rusia, rudal balistik Sarmat dapat mengalahkan segala macam alat pertahanan dan meluluhlantakkan sebuah negara.
Satan 2 diperkirakan telah bisa digunakan pada 2019-2020. Rudal tersebut mampu mengirimkan hulu ledak 40 megaton -- 2.000 kali lebih kuat dibanding bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.
Pada awal September 2017, Rusia juga telah melakukan uji coba dua rudal nuklir dari Plestek Cosmodrome yang diberi nama Topol.
Advertisement