Liputan6.com, Peterhof - Petugas kepolisian Rusia kaget bukan kepalang usai menemukan seekor buaya yang telah dipelihara selama sepuluh tahun di dalam ruang bawah tanah milik seorang sejarah.
Kala itu, mereka tengah menggeledah sebuah rumah besar di Peterhof, St. Petersburg pada Kamis 18 Januari 2018 lalu.
Baca Juga
Salah seorang dari mereka memeriksa ruang bawah tanah dan berteriak histeris, "Ada buaya!"
Advertisement
Mendengar teriakan itu, rekan-rekan petugas itu pun berlari menuruni tangga dan menemukan seekor buaya hidup.
Dikutip dari RBTH pada Senin (22/1/2018), reptil raksasa itu setengah berendam di sekitar lantai yang dibuat seperti kolam. Salah seorang petugas segera mengambil gambar hewan buas dan melaporkan penemuan tersebut ke markas besar.
Menurut surat kabar setempat Fontanka, polisi segera menginterogasi si pemilik bangunan. Sang pemilik, yang merupakan seorang pemeraga reka ulang sejarah, Pavel Baranenko, menjawab dengan tenang, "Ini adalah buaya Nil."
Ternyata, Baranenko telah memelihara reptil itu selama sepuluh tahun (belum diketahui dari mana ia mendapatkannya pertama kali), menyimpannya di ruang bawah tanah, dan memberinya makan tikus.
Ini, tentu saja, ilegal — bayangkan saja, apa yang akan terjadi jika buaya itu kabur dan meneror masyarakat sekitar? Manusia tentu terlihat lebih menggiurkan daripada tikus kecil, bukan?
Ini bukan satu-satunya masalah yang dihadapi Baranenko. Polisi juga menemukan senjata-senjata ilegal, termasuk granat, amunisi, dan 'mainan' lainnya. Sepertinya, nasib buaya malang yang terkurung ruang bawah tanah itu akan berbalik kepadanya — ia kemungkinan harus mendekam di balik jeruji penjara Rusia.
Â
Di Australia, Buaya Jadi Kado Natal untuk Dipelihara
Lain ladang lain buaya... berbeda dengan Rusia, di Australia, reptil ini justru dijadikan kado Natal untuk dipelihara.Â
Sebuah peternakan buaya di kawasan Teritori Utara, Australia, menyisihkan sekitar 100 ekor bayi buaya air asin dan dan buaya air tawar untuk dijual sebagai hewan peliharaan untuk hadiah Natal. Demikian seperti dikutip dari Australiaplus, Desember 2017 lalu.Â
Giovanna Webb, sang pemilik peternakan buaya yang bernama Taman Crocodylus di Darwin itu, mengatakan bahwa dirinya terkejut dengan melonjaknya permintaan hewan reptil tersebut menjelang dan sepanjang hari Natal.
"Orang tergila-gila, mereka semua ingin punya bayi buaya," katanya.
Pelanggan perlu mendapatkan izin dalam waktu seminggu untuk membeli dan hanya bisa memelihara buaya itu sampai mereka mencapai panjang 60 sentimeter, yang akan memakan waktu sekitar satu tahun.
Hewan peliharaan keluarga itu kemudian harus dikembalikan ke peternakan buaya.
Namun, aturan itu tidak berlaku jika si pemiliki tinggal di luar daerah perkotaan Teritori Utara.
Webb mengatakan bahwa memelihara buaya sesungguhnya cukup mudah dan praktis. Yang dibutuhkan hanya sebuah kolam besar.
"Saya punya beberapa teman yang memiliki kolam renang besar. Namun sejak mereka memelihara reptil-reptil tersebut, kolam itu menjadi rumah bagi buaya peliharaan tersebut," kata Giovanna Webb.
"Ketika kita mengadakan pesta makan malam, tuan rumah kerap menggelar mata acara berupa memberi makan buaya, melemparkan beberapa potong daging ke dalamnya," tambahnya.
Dan, lanjut Webb, kegiatan itu merupakan bagian dari tradisi Natal di Teritori Utara.
Advertisement