Jerman: Lewat Kedubes Berlin, Korea Utara Peroleh Teknologi Rudal

Kepala Intelijen Jerman mengatakan, Korea Utara memperoleh teknologi untuk pengembangan nuklir dan senjatanya melalui kedutaannya di Berlin.

oleh Citra Dewi diperbarui 05 Feb 2018, 09:09 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2018, 09:09 WIB
Rudal Korea Utara
Rudal Korea Utara (KCNA)

Liputan6.com, Berlin - Korea Utara memperoleh teknologi untuk mengembangkan program nuklir dan senjatanya melalui kedutaannya di Berlin. Hal tersebut diungkap oleh Kepala Intelijen Jerman, Hans-Georg Maassen.

Kepada NDR TV, Maassen mengatakan bahwa banyak kegiatan tersebut yang gagal. Namun, tak semua kegiatan dapat mereka deteksi.

Maassen tidak mengatakan jenis teknologi apa yang dibeli Korea Utara melalui kedutaan besarnya di Berlin. Namun, ia menyebut bahwa teknologi tersebut dapat digunakan untuk tujuan sipil dan militer.

"Kami memperhatikan bahwa banyak kegiatan pengadaan telah dilakukan dari kedutaan," ujar Maassen dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari BBC, Senin (5/2/2018).

"Dari sudut pandang kami, kegiatan itu ditujukan untuk program rudal, tapi sebagian untuk program nuklir."

"Ketika kita melihat hal-hal tersebut, kita menghentikannya, tapi kita tak dapat menjamin bahwa kita mendeteksi dan menghalangi setiap usaha," imbuh dia.

Hingga berita ini diturunkan, Korea Utara belum merespons pernyataan Maassen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Korea Utara Terus Memperoleh Pendapatan

Kim Jong-un Saksikan Langsung Peluncuran Rudal Balistik
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un mengawasi langsung uji coba peluncuran rudal balistik Hwasong-12 di lokasi yang tak diketahui pada foto yang dirilis Sabtu (16/9). Kim Jong-Un bersumpah akan menyempurnakan kekuatan nuklir negaranya. (KCNA/KNS via AP)

Investigasi terpisah oleh penyiaran publik ARD mengatakan, badan intelijen Jerman pertama kali melihat tanda-tanda Korea Utara berusaha untuk mendapatkan teknologi dan peralatan pada 2016 dan 2017.

Hingga kini, Korea Utara terus mengembangkan rudal dan senjata nuklir, di mana hal tersebut bertentangan dengan sanksi internasional.

Sebuah laporan PBB yang dirilis pada 2 Februari 2018 menyebut bahwa Korea Utara terus memperoleh pendapatan hampir US$ 200 juta pada tahun 2017. Pendapatannya tersebut diperoleh dengan mengekspor sejumlah komoditas yang dilarang dan melibatkan beberapa negara, termasuk China, Rusia, dan Malaysia.

Sementara itu, panel ahli PBB telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa Korea Utara telah membantu Suriah untuk mengembangkan senjata kimia serta memberi rudal balistik ke Myanmar.

Pengungkapan itu terjadi di tengah perkembangan pesat Korea Utara dalam program senjata nuklir dan konvensional, yang telah mencapai titik tertinggi selama bertahun-tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya