Liputan6.com, Boston - Sebuah penelitian ilmiah terbaru menemukan bukti-bukti yang semakin menguatkan indikasi mengenai keberadaan air di Bulan.
Bukti-bukti tersebut ditelaah dari butiran kaca kecil sisa letusan gunung api purba di Bulan, yang dikumpulkan pada proyek Apollo 15 dan 17 di dekade 1970-an silam.
Dilansir dari Express.co.uk pada Selasa (27/2/2018), butiran kaca tersebut merupakan hasil kritalisasi materi magma yang terlontar saat gunung api purba meletus. Bentuk kristal materi magma tersebut diyakini mengunci kandungan air di dalamnya.
Advertisement
Baca Juga
Selang empat dekade setelahnya, para ilmuwan mulai mendapat titik terang tentang kemungkinan adanya air di Bulan.
Berbagai citra satelit terbaru menunjukkan adanya temuan bantalan air serupa di banyak wilayah permukaan Bulan. Bahkan, beberapa di antaranya membentuk endapan besar, yang dalam hal ini, membuka kemungkinan baru untuk meneliti kondisi lapisan tanahnya.
"Jika benar terdapat kandungan air, maka Bulan dapat menjadi petunjuk baru dalam memahami tata surya, terutama untuk mendukung penelitian mengenai duplikasi iklim Bumi di luar angkasa," jelas Stephen Schwatzen, salah seorang ilmuwan antariksa pada Institut Teknologi Massachusetts, Amerika Serikat (AS).
Dugaan mengenai kandungan air di Bulan mulai terbukti sejak 2008 lalu, yakni ketika beberapa ilmuwan berhasil menguak inti dasar butiran kaca yang dibawa Apollo 15 dan 17 dari Bulan.
Pada 2009, sebuah roket ditabrakan ke permukaan Bulan, bersamaan dengan satelit yang mengintai di belakangnya. Tabrakan tersebut membuahkan temuan mengenai kandungan es dan hidroksil, atau molekul yang diketahui bersifat reaktif terhadap air.
Simak video mengenai rahasia bagian gelap Bulan berikut:
Kemungkinan Adanya Fosil Waduk di Bulan
Beberapa penelitian selanjutnya kian menunjukkan pada kemungkinan adanya fosil waduk tersembunyi di Bulan, di mana hal tersebut diduga kuat terkunci di dalam bebatuannya.
Menurut Schwatzen, jika seluruh bebatuan di Bulan dibuat formasi berkelompok, dan diekstraksi kandungan airnya, maka akan sangat mungkin memunculkan lautan yang lebih luas dari daratan.
"Bulan hanya memiliki gunung dan bukit tinggi kurang dari 50 buah, sehingga bisa diperkirakan lautannya lebih luas dari daratan," jelas Schwatzen.
Meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa air di Bulan begitu melimpah, tetapi sulit untuk mengetahui dengan pasti berapa jumlahnya.
Studi dari tahun 2011 mengungkapkan bahwa butiran vulkanik mengandung air dalam jumlah yang sama seperti basal vulkanik di Bumi.
Temuan baru ini dapat bermakna bahwa setidaknya sebagian lapisan Bulan mungkin memiliki banyak air, layaknya di Bumi.
"Meski butiran kaca hanya mengandung kurang dari satu persen air, namun hal itu tetap bisa menjadi peluang baik untuk penjelajahan Bulan di masa depan," lanjut Schwatzen.
Ditambahkannya, jika terdapat begitu banyak batuan yang memiliki kandungan air, maka ada kemungkinan pula tentang simpanan air di kawasan kutub, sebagaimana yang terjadi di Bumi.
Jika benar ada air di kutub rembulan, maka pengunjung Bulan dapat mengambil air di sana tanpa harus membawa persediaan sendiri dari Bumi.
Advertisement