Kasus Langka, Ular Boa 'Medusa' Berkepala dan Berjantung Dua

Makhluk berkepala dua lainnya memiliki kecenderungan untuk hanya memiliki satu set organ internal, tapi tidak bagi ular boa satu ini.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 18 Mar 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2018, 16:00 WIB
Kasus Langka, Ular Boa 'Medusa' Berkepala dan Berjantung Dua
Ilustrasi ular berkepala dua. Foto ini diambil pada 2011, memperlihatkan ular albino berkepala dua California Kingsnake di kebun binatang SKAZKA, Krimea ( AFP PHOTO / HO / SKAZKA ZOO)

Liputan6.com, Florida - Seorang peternak ular asal Florida baru-baru ini terkejut. Pasalnya, ia menemukan ular Boa berkepala dua dan masing-masing memiliki jantung yang dua pula.

Dikutip dari Daily Mail pada Minggu (18/3/2018), ular itu baru berusia 2 minggu. Makhluk itu lahir dengan dua kepala, dari satu tubuh.

Kedua kepala mampu berputar sendiri secara terpisah dan menjentikkan lidah masing-masing secara terpisah juga.

Ular tersebut dibawa ke klinik Dokter Hewan Dr Susan Kelleher untuk diperiksa.

Dokter hewan itu mengkhususkan diri pada perawatan hewan eksotis, dan seorang karyawan di sana, Dr Lauren Thielen, memeriksa ular berkepala dua tersebut.

Sinar-X hewan tersebut mengungkapkan bahwa ia memiliki dua jantung yang berfungsi secara masing-masing.

Makhluk berkepala dua lainnya memiliki kecenderungan untuk hanya memiliki satu set organ internal.

"Saya terkejut, ular itu memiliki dua jantung. Tapi sangat menarik untuk mengerti bahwa ular kembar Siam benar-benar dua ular di satu kulit luar," kata Dokter Thielen.

Setelah pemindaian sinar-X mengungkapkan kemungkinan makhluk memiliki dua jantung, Dr Thielen menggunakan teknologi non-invasif yang disebut ultrasound doppler untuk memeriksanya lebih lanjut.

"Kami menggunakan doppler untuk menilai denyut jantung ular dan juga untuk mengevaluasi bahwa, memang, ular ini memiliki dua janttung," katanya.

"Memang begitu! Apakah Anda mendengarnya?" katanya dengan takjub saat mendengar dua detak jantung yang berbeda saat menggunakan ultrasound doppler.

"Jadi, mereka punya sistem peredaran darah! Karena ada dua jantung, maka peredaran darahnya panjang dan cepat. Seperti pelari maraton," ujarnya lagi.

Mesin tersebut memungkinkan dokter hewan untuk mendengarkan dua detak jantung individu dan memastikan bahwa hewan tersebut benar-benar memiliki sepasang organ, yang keduanya memompa darah ke dalam tubuh. Ultrasound doppler juga memungkinkan dokter melacak aliran darah internal hewan.

Ular berkepala dua itu dinamakan Medusa. Boa itu difilmkan saat pertama kali makan.

Saat menentukan apakah hewan tersebut akan bertahan ditentukan setelah tahap awal dan hewan itu bisa melewati sejumlah tes kesehatan lainnya.

Beberapa makhluk berkepala dua akhirnya berkompetisi untuk makanan. Tapi, saat salah satu dari dua kepala Medusa mulai mengonsumsi tikus yang mati, yang lain menyaksikan tontonan itu dengan tenang.

Makhluk itu tampaknya menelan tikus mati tanpa masalah.

Sifat unik lain dari boa berkepala dua ini, menurut Dr Thielen, adalah dua saluran pencernaan makhluk itu.

"Jika ada dua sistem pencernaan, mungkin kita perlu memberi nutrisi pada kedua ular itu," kata Dr Thielen.

Dia menambahkan bahwa hal ini berdampak negatif terhadap kemungkinan ular untuk bertahan hidup.

"Kebanyakan ular yang lahir seperti ini mati karena mereka tidak bisa mendapatkan nutrisi yang tepat, mereka berbagi ginjal atau mereka tidak bisa buang air besar secara normal," katanya.

Dr Thielen mengatakan bahwa nasib ular berkepala dua berbeda-beda.

"Meskipun ular berkepala dua biasanya tidak hidup lama, ada beberapa laporan menyebut mereka bisa hidup sampai dewasa. Jadi kita harus meluangkan waktu dan melihat apa yang terjadi dengan nasib ular-ular ini," terang dokter Thielen mengenai ular berkepala dua yang langka itu. 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Satu Banding Satu juta

Ular Boa Terlangka di Dunia
Ular Boa terlangka di dunia ditemukan lagi setelah 64 Tahun (Instituto Butantan/Lívia Correa)

Sementara itu, dokter pemilik klinik, Dr Susan Kelleher mengungkapkan kegembiraannya atas hewan tersebut, dengan mengatakan, "Apa ini, seperti satu dari satu juta, satu dari sepuluh juta? Ini jarang terjadi, tapi itu memang terjadi. Tapi saya belum pernah tahu hal itu terjadi pada spesies ini sebelumnya. Ini benar-benar rapi."

Boa tidak menetas dari telur eksternal. Sebaliknya, mereka dilahirkan melalui kelahiran hidup.

National Geographic mengatakan bahwa boa berkepala dua ini mungkin disebabkan oleh embrio yang berhenti terbelah setelah dibuahi sehingga menciptakan anak kembar.

Kasus-kasus hewan berkepala dua juga  terjadi di antara spesies lainnya. Termasuk pada kucing, sapi, kura-kura, ikan angsa dan hiu.

Dr Thielen mengatakan bahwa dia belum pernah melihat ular boa berkepala dua sebelumnya.

Kasus si Medusa jarang terjadi, tapi contoh ular berkepala dua lainnya telah tercatat.

Ular susu albino Honduras berkepala dua sebelumnya sebelumnya ditampilkan di National Geographic.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya