Militer AS Buat Senjata Laser Penghasil Suara, Bisa Bikin Musuh Mati Ketakutan

Militer Amerika Serikat sedang menggarap senjata baru yang mematikan, yaitu laser suara. Seperti apa?

oleh Afra Augesti diperbarui 26 Mar 2018, 16:31 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2018, 16:31 WIB
Laser Suara Manusia
Laser mengubah atom di udara menjadi 'suara manusia' yang menyeramkan. (Department of Defence)

Liputan6.com, New York - Militer Amerika Serikat sedang mengembangkan senjata baru yang menyeramkan, yaitu laser yang bisa menghasilkan suara manusia. Tujuannya, untuk menakut-nakuti musuh sampai mati.

Senjata bernama Laser-Induced Plasma Effect (LIPE) ini akan menghasilkan suara yang mengejutkan -- bahkan kata-kata yang dapat dimengerti manusia. LIPE akan membingungkan dan menakuti musuh, kata para ahli.

LIPE adalah penemuan Non-Lethal Weapons Program yang berbasis di Virginia, menurut Daily Mail. Senjata ini adalah efek suara yang dibuat oleh ilmuwan militer dengan memanipulasi udara menggunakan laser. Dengan kata lain, mereka menciptakan kata-kata dari atom di udara.

Periset berharap, perangkat berteknologi tinggi itu mampu menghentikan orang-orang yang menyerang pos-pos pemeriksaan, demikian menurut Defense One.

Senjata ini terdiri dari dua bagian laser femtosecond (FS), yang bisa menyemburkan cahaya selama 10 hingga 15 detik dan menciptakan bola plasma.

Para ilmuwan kemudian menimpa plasma itu dengan nanolaser, untuk memanipulasi celah yang mampu menghasilkan cahaya dan kebisingan. Bola plasma ini, ketika ditembakkan dengan energi laser tambahan, dapat berubah menjadi rudal suara berenergi tinggi.

Jika menghantam panjang gelombang yang tepat, akan terdengar seperti suara hantu yang menyeramkan. Meski demikian, energi yang terpancar dari LIPE relatif tidak berbahaya bagi manusia dan objek lainnya.

Senjata tersebut menciptakan suara pada titik tertentu. Tentara yang berada di antara senjata dan target tidak dapat mendengar suara horor itu. Para ahli percaya, bola plasma ini bisa ditembakkan pada jarak 20 atau 30 kilometer.

Diperkirakan, penelitian dan pengembangan LIPE menelan biaya sekitar US$ 3 juta atau Rp 41,2 miliar.

David Law, yang menjalankan divisi penelitian teknologi, mengatakan, temuannya hampir sempurna, hanya saja timnya masih membutuhkan tiga atau empat kilohertz lagi. Law menambahkan, ia juga ingin mengembangkan laser untuk menghasilkan cahaya dan panas.

Laser suara tidak memproyeksikan suara dari pengeras suara (speaker), tetapi memancarkannya langsung ke arah musuh. Artinya, suara-suara itu muncul dari udara.

Bulan lalu, Amerika Serikat hampir meluncurkan laser super canggih yang mampu memuntahkan nuklir dari langit. Senjata berdaya 150 kilowatt tersebut akan dipasang pada kapal perang dan mampu menghancurkan drone, pesawat tempur, rudal dan bahkan kapal jenis lain.

"Prototipe laser sebelumnya diuji di Teluk Persia, tiga tahun lalu, di atas kapal amfibi USS Ponce," kata Kolonel Mikhail Khodarenok, mantan editor koran Military-Industrial Courier, seperti dikutip dari The Sun (26/3/2018).

"Komandan Angkatan Laut tidak puas dengan hasil tes senjata 30 kilowatt dan proyek itu dipindahkan ke perusahaan lain."

Kini, dalam waktu satu tahun, senjata baru itu disebut siap digunakan di kapal induk atau kapal penghancur pesawat milik militer Amerika Serikat. 

 

Saksikan videonya berikut ini:

Bagaimana dengan Rusia?

Serangkaian Senjata Nuklir Terbaru Rusia Diuji Coba
Sebuah truk militer Rusia dengan senjata laser terpasang di atasnya ditunjukkan di lokasi yang tidak diketahui di Rusia. Presiden Vladimir Putin mengklaim bahwa persenjataan mereka tidak dapat dicegat oleh musuh. (RU-RTR Russian Television via AP)

Rusia juga dikabarkan tengah mengembangkan sistem laser serupa, tetapi informasi yang bocor ke publik sangat sedikit lantaran proyek-proyek Negeri Beruang Merah sangat rahasia.

"Sistem laser Rusia terintegrasi dalam sistem senjata lain, digunakan untuk membidik target dan alat pendukung pertempuran," kata analis militer media Rusia TASS, Viktor Litovkin.

Ia menjabarkan, senjata laser memiliki satu kelemahan mendasar. Sejauh ini, laser hanya dapat digunakan dalam kondisi cuaca yang ideal.

"Untuk sekarang, senjata laser Amerika hanya bisa dioperasikan saat cuaca cerah, ketika tidak ada hujan, kabut atau mendung," Litovkin menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya