Diduga Depresi, Pembawa Berita di India Nekat Bunuh Diri

Venkannagari Radhika Reddy (36) adalah seorang pembawa berita di India yang selalu mengisi jam siaran pada pukul 21.00 waktu setempat.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Apr 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2018, 10:00 WIB
Jenazah
Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Liputan6.com, Hyderabad - Seorang pembawa berita yang cukup terkenal di saluran televisi Telugu, India dilaporkan meninggal dunia akibat bunuh diri. Wanita itu mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari balkon lantai lima.

Dikutip dari laman Hindustan Times, Selasa (3/4/2018), korban yang baru saja pulang dari kantor tempat ia bekerja itu tinggal di sebuah apartemen di Hyderabad, India.

Venkannagari Radhika Reddy (36) adalah seorang pembawa berita yang selalu mengisi jam siaran pada pukul 21.00 waktu setempat.

"Ia meninggalkan tasnya di flat dan langsung naik ke lantai lima lalu melompat ke sana. Wanita itu meninggal di tempat dengan beberapa luka di bagian kepala dan anggota tubuh lain," ujar Asisten Komisaris Polisi di Kukatpalli Bhujanga Rao.

Rupanya, ada motif di balik aksi bunuh diri tersebut. Terbukti dari temuan anggota kepolisian India yang menemukan secarik kertas berisi pesan yang ditulis oleh Radhika.

Dalam catatannya, ia mengatakan bahwa dirinya merasa depresi dan menyebut bahwa aksi bunuh diri itu murni keinginannya sendiri.

"Otak saya adalah musuh saya," tulis Radhika dalam cacatan tersebut.

Menurut pengakuan rekan-rekannya, Radhika bercerai dari mantan suaminya enam bulan yang lalu. Kini, ia tinggal bersama orangtua dan saudara perempuannya.

"Ia memiliki seorang putra berusia 14 tahun yang menderita autisme. Meski demikian, ia tak pernah bercerita tentang masalah keluarga di kantor. Ia bahkan selalu riang," ujar salah satu koresponden di saluran berita Telugu, yang juga sahabat Radhika.

"Ia adalah sososk yang bekerja keras dan selalu mengerjakan tugas dengan baik," ia menambahkan.

Sang sahabat juga mengatakan bahwa Radhika membaca buletin berita untuk terakhir kali dengan normal. Ia tak menunjukkan emosi apa pun.

"Kami tidak pernah menduga jika ia akan mengambil langkah ekstrem tersebut," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Marvia Malik, Pembawa Berita Transgender Pertama di Pakistan
Pembawa berita transgender pertama di Pakistan, Marvia Malik berpose di ruang kontrol saluran televisi Kohenoor di Lahore, Selasa (27/3). Meski telah meraih pekerjaan itu, ia menyebut keluarganya masih belum dapat menerima identitasnya (AP/K.M. Chaudary)

Presenter Transgender Pertama di Televisi Pakistan

Bicara soal pembawa berita, belum lama ini publik Pakistan secara resmi mempekerjakan seorang presenter televisi transgender. Ini merupakan keputusan kontroversial yang pertama kalinya terjadi di dalam sejarah pertelevisian di negeri yang dipimpin oleh Perdana Menteri Shahid Khaqan Abbasi.

Marvia Malik, nama presenter transgender tersebut, merupakan seorang lulusan Ilmu Jurnalistik yang juga berprofesi sebagai model.

Dilansir dari BBC, Marvia mengaku tidak kuasa menahan haru, saat diterima bekerja sebagai presenter berita di stasiun televisi Koheenor.

Ia resmi membacakan berita pada Jumat malam, 23 Maret 2018, setelah sebelumnya menjalani latihan intensif selama tiga bulan.

"Ini mimpi saya, dan saya masih tidak percaya bisa menapaki tangga untuk meraihnya," ujarnya dengan perasaan senang.

"Hasil kerja keras ini, saya harap, turut bantu memberi harapan bagi komunitas transgender untuk bisa meningkatkan kualitas hidupnya," lanjutnya Marvia.

Menurutnya, kelompok transgender sudah selayaknya menerima hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat Pakistan lainnya. Tidak ada lagi diskriminasi, dan tidak ada lagi anggapan sebagai gender yang tidak dikehendaki.

Ia menambahkan, "Keluarga saya tahu saya telah menjadi model, dan mereka juga tahu bahwa saya bekerja sebagai pembaca berita. Ini adalah era media sosial, dan tidak ada yang tidak diketahui keluarga saya. Tapi mereka masih tidak mengakui saya," tukasnya berusaha tegar.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya