Wanita Diminta Berpakaian Tertutup Saat Festival Terseksi di Dunia, Kenapa?

Pemerintah Thailand mengimbau wanita untuk berpakaian tertutup, selama penyelenggaraan salah satu festival terseksi di dunia, Songkran.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 13 Apr 2018, 20:42 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2018, 20:42 WIB
Festival Songkran
Seorang wanita menyiramkan air dalam perayaan festival air Songkran di provinsi Ayutthaya, utara Bangkok, Thailand, (11/4). Selama perayaan Songkran, warga melakukan perang air di jalanan dan di tempat umum. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, Bangkok - Seorang pejabat pemerintah Thailand mengimbau wanita selalu berpakaian tertutup, saat menghadiri salah satu perayaan paling seksi di dunia, Festival Songkran, yang berlangsung pada akhir pekan ini.

Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi pelecehan seksual yang menimpa kaum Hawa.

Namun, seperti dikutip dari The Straits Times pada Jumat (13/4/2018), imbauan itu diserang habis-habisan oleh warganet Thailand, dengan menyertakan hashtag (tagar) #DontTellMeHowToDress.

Sebagaimana diketahui, perang air merupakan puncak acara yang paling dinanti oleh pengunjung di Festival Songkran, yang mulai digelar Jumat ini.

Dalam gelaran yang disebut sebagai salah satu festival paling seksi di dunia itu, pengunjung pria dan wanita rata-rata mengenakan pakaian minim.

Alasan utamanya adalah karena mereka berbasah-basahan, sehingga tidak cocok jika mengenakan pakaian tertutup.

Di sisi lain, menurut Women and Men Progressive Movement Foundation, sekitar 59 persen dari 1.650 responden wanita di Thailand mengaku telah dilecehkan secara seksual, selama penyelenggaran Festival Songkran.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Hak-Hak Wanita Masih Terkungkung Norma Konservatif

Ketika Wanita Thailand Tampil Cantik dalam Balutan Busana Tradisional
Para pekerja wanita mengenakan kostum tradisional berjalan bersiap mengikuti upacara keagamaan Buddha sebagai persiapan untuk festival tahun baru Songkran di luar kantor di Bangkok, Thailand (9/4). (AFP Photo/Romeo Gacad)

Sementara itu, Cindy Bishop, seorang model sekaligus selebritas kenamaan Thailand adalah sosok yang pertama kali mencantumkan tagar #DontTellMeHowToDress di jagat media sosial.

Tujuan pencantuman tagar tersebut adalah untuk menuntut tanggung jawab bagaimana pria berperilaku, bukan cara wanita berpakaian.

Video buatannya tentang topik tersebut telah dilihat hampir 500.000 kali di Facebook dan Instagram. Bahkan tagar #DontTellMeHowToDress menyita perhatian lebih besar dibandingkan tagar #MeToo.

"Mungkin alasan mengapa ini lebih cepat adalah karena mereka tidak bisa menyuarakan kegelisahan secara langsung, atau menuduh siapa pun yang melecehkannya," kata Bishop.

"Masyarakat kita cukup konservatif, aku tidak tahu apakah kita sudah siap untuk meneriakkan hak-hak wanita dengan lancang," lanjutnya.

Menurut pemerintah setempat, sebanyak 547.000 orang wisatawan asing akan terbang ke Thailand untuk menghadiri festival tersebut.

Dari kunjungan wisata itu, Negeri Gajah Putih diperkirakan akan mendapat pemasukan hingga 26,3 miliar baht, atau sekitar Rp 11,6 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya